Gambar diambil dari : koleksi pribadi
Tadi pas dalam perjalanan menuju ke toko stationery (baru nyadar nih kata satu bribets bangets ya nulisnya, hahaha ;p), gua kepikiran beberapa hal.
Pertama, tentang proses.
Sejak awal tahun ini, rumah (ortu) gua lagi diperbaiki di sana sini. Gua sebenernya ngga terlalu merhatiin juga sih, I dunno.. maybe karena gua tipe sentimentil yang seringan ngeribetin yang ngga penting2 amat, hahaha.. and gua not that adaptable to change.
Jadi ketika menyadari bahwa banyak hal yang akan berubah, gua lebih memilih "menutup mata" selagi prosesnya karena ada perasaan kehilangan ketika yang lama harus "pergi", walaupun yang baru mungkin saja lebih baik dari yang lama, tetap aja ngga bisa segampang itu mengenyahkan rasa kehilangan.
Hari ini gua baru tahu kalau tempat yang belakangan dipakai untuk mencuci pakaian, ternyata udah dibongkar dan di sana terdapat puing yang bertumpuk menjadi satu gundukan. Berasa rungsep bangets dhe ngeliatnya.
Belon lagi, kamar mandi nyokap juga dibongkar and diganti ubinnya. Pemasangan ubin barunya sendiri harus menunggu keesokan hari karena barangnya belon datang jadilah di malam pembongkaran ubin lama, itu kamar mandi lantainya itu gradakan and ngga rata. Ngga enak dilihat and pastinya ngga enak buat ditapaki kaki.
Tapi dalam hitungan satu hari aja, tukang yang ngerjain kamar mandi udah kelar memasang sebagian besar ubin dengan rapi and tadaa.. beda jauh bangets dhe tampilan antara sebelon diganti, pas lagi dibongkar sama setelah dipasang!
Jadi mikir.. yang namanya "proses" itu mang seringkali ngga enak yaa.. ya ngga enak dilihat, ngga enak dirasa and beragam macam ngga enak ngga enak lainnya.
Tapi tunggulah dengan sabar sebentar lagi sampai prosesnya itu selesai maka kita akan terkagum2 melihat hasilnya yang jauh lebih bagus dari sebelonnya!
*kalau ternyata lebih buruk sih itu apes namanya, wakakakakak ;p*
Begitu juga dengan hidup kali ya? Ngga mungkin khan cuman datar2 aja? Sama seperti laut yang mengalami pasang surut, dalam kehidupan ini juga pastinya kita akan mengalami grafik naik dan turun. Ngga peduli betapapun kerasnya usaha kita mempertahankan diri tetap berada di garis lurus tersebut, akan datang gelombang yang menggeser kita dari kedudukan semula.
Proses.
Tuhan pasti punya banyak sekali cara untuk memproses kita ya. Terlebih, Dia yang paling tahu kelemahan dan kelebihan setiap dari kita. Dia yang paling mengerti cara dan jalan apa yang harus kita lalui agar bisa bertumbuh.
Sama seperti masakan yang harus digodok terlebih dulu agar bumbu2nya meresap dan sayur2nya lebih empuk hingga enak buat dikunyah, mungkin banyak juga dari kita yang saat ini sedang dalam proses "penggodokan" dan tinggal menunggu sebentar lagi sampai proses itu selesai.
Kedua, tentang dibuang sayang.
Masih dalam perjalanan yang sama menuju toko stasionari yang ternyata udah tutup karena gua nyampenya kemalaman, gua jadi kepikiran kejadian di sore harinya.
Ceritanya gua lagi menelusuri cerpen2 lama buat diedit2 and kalo sempat mau dikumpulin and diikutsertakan dalam lomba kumcer.
Gua termasuk tipe yang sayang membuang sesuatu, ya itu dikarenakan faktor sentimentil yang seringkali ngga pada tempatnya, wakakakakak..
Dari awalnya cuman menghilangkan kata2 agar kalimat menjadi lebih efektif, akhirnya gua malah merombak setengah bagian awal dari cerpen itu agar ritme-nya lebih 'dapat' dan 'nyambung' dengan setengah bagian akhir.
Jadi mikir..
Mungkin yaa.. seringkali kita itu mempertahankan hal2 yang seharusnya udah kita buang dari kapan tahu, and pada akhirnya apa yang kita simpan itu justru menjadi beban yang ngga kita sadari.
Cckk.. betapa hidup ini sebenernya mungkin ngga ribets2 amat kali ya, cuman kitanya aja yang suka meribetkan apa yang sebenernya simpel, huehehehehe..
Tadi pas di parkiran sambil nunggu pesanan bakut, gua menatap deretan ruko2 yang berdempetan yang kalau malam itu bisa dibilang jadi tempat jualan makanan.
And I question myself, "Apa harus nunggu ada di tempat yang menawarkan ketenangan dulu baru bisa mulai menghasilkan sesuatu?"
Khan suka tuh di adegan film2 atau penggambaran di cerita2, penulis itu suka menyepi ke pantai atau rumah peristirahatan di gunung atau yang semacam Ubud githu buat mendapatkan ketenangan agar bisa menulis dengan lancar.
Tapi dipikir2, ngga semua orang punya that kind of luxury juga khan? Dan lagi, belon tentu juga mereka semua dulunya seperti itu? Butuh perjuangan juga untuk bisa sampai ke tahap menulis di pinggir pantai, iya khan? Who knows?
Dan gua juga jadi banyak berpikir ketika melihat sebatang pohon yang hidup segan, mati pun tak mau, huehehehe.. udah kaya laguu :p
Maksudnyaa.. dibilang hidup ya kok udah ngga ada daun2 hijaunya lagii, tapi dibilang tuh pohon udah mati juga ya kok masih tetap tegak berdiri selama sekian tahun?
Akhirnya sampailah pada kesimpulan..
"It's not about where you are.. but it's more about is God there with you?"
Iya, pada akhirnya semuanya kembali pada pertanyaan, "Apakah Tuhan menyertai elo?"
Karena hanya dalam penyertaanNya, elo ngga perlu takut akan di mana elo berada, you can bloom anywhere, even at the most unexpected place!
Dari lahan tandus sekalipun, bila Tuhan berkenan, maka kita bisa tetap tumbuh subur. Sementara di tanah yang subursekalipun, tanpa penyertaan Tuhan maka kita hanya akan menjadi pohon yang kering dan tidak berbuah.
Tiba-tiba gua jadi ngerasa kangen walau gua ngga tau pasti apa yang gua kangenin. Atau mungkin lebih tepatnya gua ngga berusaha mencari tahu apa yang gua kangenin karena mungkin alam bawah sadar gua mengira toh gua ngga akan mendapatkannya juga jadi lebih baik ngga usah mencari tahu, huahahahaha ;p
Tapi salah satu rasa kangen yang gua tau adalah.. gua kangen mendapatkan beragam hal tentang kehidupan dari apa yang ada di sekitar. Gua kangen menikmati hujan dan mendapatkan suatu kesimpulan tentang kehidupan sambil merasakan tetes2 air itu membasahi wajah dan tubuh. Gua kangen pergi ke tempat2 selain mal.
Nah khan.. dipancing satu, keluar dhe kekangen2an lainnya, wakakakak..
Apakah sesuatu yang kita kangenin itu harus sesuatu yang dulu pernah ada namun kini tidak ada lagi di sini? Apakah sesuatu yang kita kangenin itu adalah sesuatu yang belon pernah hadir dalam hidup kita?
Walau memang yaahh.. rada aneh juga sih untuk kangen ama sesuatu yang ada dalam genggaman, ahahahaha :p
And I'm still wondering at times.. hidup ini sebenernya untuk apa sih? And bagaimana cara yang tepat untuk mengisinya?
Ahh.. satu lagi yang gua kangen.. gua kangen bertanya2 tentang berbagai macam hal, even hal2 yang sepele and kayanya ngga bangets untuk ditanyakan, huahahaha..
Ada semacam "kesenangan" dalam mempertanyakan sesuatu. Tapi ngga tau kenapa, rasanya belakangan ini gua mulai jarang mempertanyakan apapun, entah mengapa.
Dan rasanya udah lama gua ngga denger suara kicauan burung, ahh.. kalian pada pergi ke mana toh?
Demikian postingan untuk malam ini, sekarang saatnya beauty sleep karena udah jam 1 boo! Have a sweet dream and see youu..
Rabu 21/3 (1:06 am)
-Indah-
0 raindrops:
Post a Comment
thank you for coming and reading.. would love to hear your thoughts on the related post ;)