Gambar diambil dari :
http://www.respectful.co.uk/recipes_soft.asp
Topic starter : Sabtu, 2 April 2011 (5:26 am)
Pernah baca soal forward message yang menyinggung soal "telur, wortel and kopi" dalam satu 'pesan' yang mana dibilang bahwa kita itu harus menjadi seperti kopi yang bisa tetap nge-blend ketika dipanaskan dengan air, ngga seperti wortel yang normalnya itu keras tapi ketika 'dihantam' air panas maka ia menjadi lembek, dan bukan juga seperti telur yang tadinya rapuh malah menjadi keras ketika dipanaskan.
Mungkin karena gua bukan pencinta kopi and mungkin karena gua termasuk tipe yang kaku yang ngga terlalu gampang berbaur dengan yang baru2, makanya somehow gua ngga terlalu 'sreg' ma soal kopi ini, huahahaha..
And dipikir2 lagi dengan disambung ama apa yang pernah dibilang ma pendeta gua, kayanya soal kopi ini lumayan 'tepat' untuk menggambarkan pernikahan.
Menurut pendeta gua itu, kalo menikah itu, antara satu dengan yang lainnya itu jangan "merekat" karena sekuat apapun lem yang digunakan untuk "merekatkan" dua pribadi yang bersatu dalam pernikahan, akan ada saat di mana ketika terus menerus ditekan, "perekat" itu akan lepas juga.
Lebih baik itu "melebur", dua menjadi satu, gua lupa dhe dia ngumpamainnya pake apaan, tapi gua pikir kopi seperti di atas itu cukup 'masuk' untuk jadi contoh.
Karena ketika kopi udah diseduh dengan air panas, elo udah ngga bisa lagi memisahkan mana yang bubuk kopi, mana yang air, karena keduanya telah 'menyatu'.
Mungkin itu pula sebabnya I don't really like the 'idea' dari peleburan itu, karena somewhat rasanya itu seperti elo kehilangan 'identitas' pribadi elo, instead of being known of who you really are, akhirnya elo hanya 'dikenal' sebagai 'istri' seseorang, huahahahaha..
*krisis identitas mode is on :p*
Naahh.. gua juga sebenernya biasa2 aja sih ama yang namanya telur, cuman melihat kecintaan nyokap ama telur, sedikit banyak akhirnya nular juga ke gua and berhubung menu sarapan nyokap lagi switch dari telur goreng menjadi telur rebus, jadilah gua mempunyai kesempatan untuk 'mengamati' apa yang dimaksudkan dalam forward message seperti yang gua sebutkan di atas itu.
And 'bertentangan' dengan isi forward message yang mengatakan agar kita ngga menjadi seperti telur, gua malah jadi kagum boo ama telur!
Bagaimana tidak!
Mari marii.. coba kita amati telur dengan lebih intim, wakakakakak.. udah kaya mo ngomongin apaan aja :p
Kalo mengenai 'istilah' pastinya, silahkan cari aja di internet ya karena gua akan membahas ala gua, hahaha.. yang artinyaa mungkin aja salah :p
Nah, bagaimana gua ngga menjadi kagum ama yang namanya telur karena kalo diliat2 yaa.. telur itu mempunyai pelindung alami lho!
Setelah kita mengupas kulit bagian luar yang berwarna kecoklatan maka kita akan menemukan selaput tipis yang tugasnya itu melindungi putih dan kuning telur yang ada di bagian dalam.
Tipis sih tipis tapi nih selaput lumayan bisa menahan benturan, terutama kalo telurnya udah direbus ya, jadinya bolehlah kulit luar itu pecah dan berserakan ketika kebentur tapii.. berkat selaput tipis ini maka telur yang ada di dalam itu kaga ikut berantakan.
And gua pikir telur ini menakjubkan and lebih 'pas', setidaknya buat gua yang mana you can be tough and protect yourself but still.. you don't lose your own identity.
Maksudnya?
Gua lagi ngomongin telur rebus setengah matang nih, hahaha..
Mari kita bayangkan diri kita itu sebagai telur. Tau khan betapa rapuhnya telur mentah itu, dibanting dikits pasti dhe langsung pecah dan isinya berserakan ke mana2.
Nah, mari kita sekarang ibaratkan air panas itu sebagai cobaan, tantangan dan kesulitan yang harus kita hadapi dalam hidup ini.
Apa yang terjadi ketika telur direbus? Betul sekali, Saudara/i, kalian akan mendapatkan telur rebus, wakakakakak..
*garing mode is on :p*
Otree.. otree.. sekarang part yang 'serius'-an dikits, dikits ajaa.. karena ngga tau dhe kalo terlalu serius itu gua jadi berasa kaya tercekik sendiri, wakakakak..
Baliiikk..
Apa yang terjadi kalo telur direbus?
Putih telurnya itu menjadi keras and ngga gampang berceceran kalo kemudian tuh telur dibanting.
*walau dipikir2 yaa, tega amat sihh.. udah cape2 ngerebus telur ya kok begitu matang langsung dibanting, mending khan dilempar ke dalam mulut!*
Lalu bagaimana dengan kuning telurnya?
Naahh.. menurut gua kuning telur itu part yang paling menarik! Karena gua mengibaratkan kuning telur itu sebagai hati kita.
And menurut gua, hati itu ngga sedemikian gampangnya 'berubah' hanya karena telah mengalami berbagai tempaan hidup.
Hati, dalam artian hati yang terdalam, the core of our being.
Telur setengah matang menjadi contoh yang paling baik untuk menggambarkan kondisi 'manusia' secara 'ideal', tentu aja.. versi gua lha yauu, khan yang bikin postingan ini ya gua, hahaha :p
Why?
Karena we have to learn how to protect ourselves, itu penting! Karena kita ngga bisa selalu membiarkan diri kita berada dalam posisi vulnerable yang rentan bangets untuk disakiti oleh orang lain.
Karenanya memasang 'benteng' itu terkadang perlu, tapi you have to make sure kalo benteng yang dibangun itu ngga terlalu tinggi and terlalu kuat sehingga ngga hanya orang lain ngga bisa masuk ke dalam tapi juga membuat elo menjadi terpenjara oleh benteng yang elo buat sendiri, wakakakak..
Membuat suatu batasan tanpa harus kehilangan diri sendiri, di sinilah menurut gua soal kuning telur yang setengah matang itu, karena biar kata bagian luarnya, dalam hal ini putih telur yang menyelimuti si kuning udah lebih 'mengeras' tapii.. si kuning telur itu tetap mampu mempertahankan kelembutannya.
Hati kita itu memang harus diproteksi, karena jika bukan kita yang menjaganya, siapa lagi donks aww!
Tapii yang perlu diingat ituu.. dalam 'proses' menjaga hati, kita juga jangan sampai kebablasan sehingga hati kita itu menjadi sepenuhnya mengeras dan membatu, huaa.. tidak tidaakk.. kita harus tetap bisa mempertahankan 'denyutan'-nya!
Yang akhirnya kembali membawa gua pada kesimpulan mengenai.. keseimbangan!
Huahahaa.. ngga ngerti dhe, mungkin emang benar yaa.. ketika kita 'mempercayai' sesuatu maka sedikit demi sedikit itu kita akan 'menemukan' contoh2 yang seakan mengkonfirmasi apa yang kita percayai.
Karenanya apa yang kita percayai itu sendiri menjadi sesuatu yang penting, amat penting, karena jangan sampai kita mempercayai apa yang salah sehingga 'ditunjukkan' banyak hal yang mendukung apa yang salah itu sehingga kita menjadi semakin yakin sesuatu itu 'benar' akan hal yang pada dasarnya adalah 'salah'!
Huahahaha.. bahasannya bribets amat, itu tandanya mari kita akhiri postingan yang satu ini, haha.. sampai jumpa di postingan berikutnyaa ;)
Selamat menikmati hari Sabtuu..
Topic ended : Sabtu, 2 April 2011 (6:23 am)
-Indah-