~when everything seems like it's falling apart, that's when God is putting things together just the way He wants it~ (unknown)
RSS

Sunday, April 15, 2012

Capung & Tujuan

Gambar diambil dari :
http://true-wildlife.blogspot.com/2011/02/dragonfly.html


Minggu 15/4 (6:22 pm)

Gara2 koneksi tulalit, ada banyak hal yang ingin gua ceritakan, kalo ngga kelupaan yaa.. kelupaan, lhoo? Itu mah sama aja yaa, hahahaha.. maksudnya, kelupaan kejadian tepatnya itu hari apaa :p

Otree lah, dengan tema campur aduk, gua akan membahas beragam hal di postingan kali ini, jangan tanya gua waktunya karena gua udah ngga inget :)

Pertama, mari perkenalkan capung yang mampir ke kamar gua sekian hari yang lalu. Aneh khan capung kok bisa masuk ke kamar gua githu lhoo.. dari mana dia masuknya? Gua ngga tau.

Pastinyaa.. capung ini masuk dalam gerombolan aneh hewan yang pernah mampir ke kamar gua, di samping burung dan kodok yang pernah gua singgung di postingan terdahulu (mungkin udah sekian tahun yang lalu :p).

Jadi sebenernya nih capung itu sepertinya udah ada di kamar gua dari sejak malam sebelumnya, karena pas gua masuk ke kamar and nyalain lampu, terdengar suara gemerisik dari gorden tapi karena gua ngga bisa ngeliat wujud dari pembuat suara, ditambah lagi suara itu ngga lagi terdengar, jadilah gua melupakannya.

Pagi harinya pas gua bangun, naahh.. suara itu kembali terdengar disertai wujud berupa capung! Gua buka pintu kamar lebar2 biar si capung menemukan jalan keluar tapi dia hanya muter2 ngga jelas dan selalu melewatkan celah keluar dari kamar.

Lalu akhirnya dia malah masuk ke kamar mandi, hahaha.. kesempatan bagus nih! Karena di kamar mandi gua khan ada jendela juga plus ruangannya lebih sempit jadi mustinya lebih mudah bagi si capung buat kembali menghirup udara bebas tanpa kebingungan. Gua duduk di pinggir bak sambil ngeliatin tuh capung terbang ke sana ke sini tapi tetap aja tuh jendelanya kaga keliatan ama dia, or tepatnyaa.. dia ngga tau jendela ada di mana, haha, jadi terbangnya ke berbagai arah sementara jendela selalu aja dilewatkan.

Gemes juga lama2 ngeliat tuh capung kok ngga bisa mulu nemu jalan keluar, kadang gua coba giring pake tangan tapi rupanya tangan gua nyenggol sayapnya kali yee makanya dia malah jadi oleng, hahaha.. dan tetepp masih belon bisa terbang menuju arah jendela.

Akhirnya karena ngga sabar, gua coba ciduk tuh capung pake gayung kosong, berhasil.. terus tuh gayung gua arahkan ke jendela yang terbuka dan tadaa.. si capung finally understands dan terbanglah dia menuju langit biru dan gua bisa bernapas lega sambil menutup jendela.

Gua penganut aliran "ngga ada sesuatu yang terjadi secara kebetulan", cuman kadang it takes time to know the reason and at times kita malah ngga akan pernah tau alasannya :)

And kemunculan hewan2 yang rada ngga lazim di kamar gua ini, bagi gua pribadi pastilah membawa sebuah pesan for me to take. Terkadang gua bisa langsung sampai pada kesimpulan "pesan" yang gua pikir mereka bawa, kadang butuh waktu juga untuk berusaha menyimpulkannya.

Sedari mengamatisi capung berputar2 tanpa arah di kamar mandi, akhirnyaa.. gua "mengerti" in a way quote yang udah pernah gua denger sejak lama itu.

Quote apa itu?

Yang ini lhoo -> if you don't know where you're going, you'll end up going nowhere!

As always, gua lupa siapa yang bilang, huehehehe..

Sama seperti si capung khan, dia ngga tau dia musti pergi ke arah mana, karenanya dia hanya muter2 ngga jelas dan akhirnya malah ngga sampai ke mana2 juga.

And one other thing sehubungan dengan quote yang terlintas itu, gua menyadari tentang pentingnya mempunyai tujuan! Atau lebih tepatnya, mempunyai tujuan yang jelas, hahaha.. kenapa? Karena tujuan itu memberikan arah dalam kita melangkah, dan ketika kita mulai menyimpang ke kanan dan ke kiri, dengan mengingat lagi tujuan awal kita melakukan 'perjalanan' maka kita bisa kembali ke jalur yang seharusnya kita tempuh untuk sampai ke tujuan yang kita inginkan itu.

Dalam hidup ini, gua rasa sedikit banyak kita seringkali "tersesat" dan kehilangan arah, bahkan tanpa kita sadari, karena "tersesat" itu sendiri baru berlaku apabila kita mempunyai suatu tempat yang menjadi tujuan dan kita berjalan keluar jalur, iya khan?

Kalo elo ngga tau ke mana elo mau menuju, elo ada di tengah hutan belantara sekalipun, ngga bisa disebut tersesat. Bener khan? Bener donks.. bener lah, hahahaha.. gua jadi bihun sendiri :p

Terima kasih, Capung, karena udah meluangkan waktu untuk mampir ke kamar gua dan menyampaikan pesan di atas. Gua belon sepenuhnya menangkap tapi setidaknya elo udah amat sangat mengingatkan betapa pentingnya untuk berjalan dengan tujuan yang jelas dalam menjalani hidup ini, bukan hidup luntang lantung ngga jelas mau ke mana dan melakukan apa.

Btw, berhubung sekarang "Castle 4" udah mau mulai jadi gua ngga jadi menjadikan postingan ini sebagai postingan campur aduk dhe, biar si capung menikmati menjadi pusat perhatian di postingan ini :D

Sampai jumpa di lain kesempatan, Capung, tapi lain kali kita ketemunya di kebon aja yaa ;)

Minggu 15/4 (6:59 pm)

-Indah-

Friday, April 13, 2012

NCIS : Read & Write

Gambar diambil dari : 
http://ncis.maxupdates.tv/ncis-casts-and-cbs-have-salary-disputes/


Jumat 13/4 (12:48 pm)

Ada adegan yang lucu dari NCIS, jadi ketika mereka sedang menyelidiki dalang dari pembunuhan seorang anggota AL, si McGee masuk ke dalam klub yang hanya diperuntukkan bagi orang2 terkenal dan kaya.

Naahh.. si McGee ini khan nerbitin buku pake nama alias, judulnya "Deep Six", sebenernya sih nih buku inspired by orang2 di sekitarnya and dia make rekan2nya di NCIS sebagai karakter dari tokoh2 di bukunya itu, and.. nih buku booming bo, hahaha..

Anywayy.. si Tony sempet sirik melihat ketenaran si McGee, terus dia bilang, "I should write a book, too!"

Yang dijawab ama Gibbs pendek aja tapi telak bo, "First, you must read!" and seperti biasa dia menggeplak kepala Tony, ahahahaha..

Bagian yang ini menarik bangets.. dari ngebaca interview para penulis di sana sini, banyak dari mereka itu yang berawal dan berlatar belakang sebagai doyan buku, bukan buat dimakan secara harafiah bangets tentunya, tapii.. ya "dimakan" dalam artian dibaca githu lhoo :p

Katanya sihh.. ngga masalah buku macam apapun yang elo lahap, selama ini ngga meninggalkan kebiasaan yang satu ini selama elo emang mau serius menekuni dunia menulis, karena menulis itu selamanya ngga bisa dipisahkan dari yang namanya membaca, bahkan untuk belajar menulis aja kita perlu bisa membaca dulu khan? ;)

Naahh.. jadi tunggu apalagi? Pengen jadi penulis? Yuukk, mulai bacaa!! :))

Jumat 13/4 (12:54 pm)

-Indah-

Monday, April 9, 2012

Sunday Messages : We Need Each Other

Video is taken from :



Senin 9/4 (1:05 pm)


Sebenernya pertama kali gua denger lagu ini tuh ada kali sekitar sebulan yang lalu, gua juga udah sempet mencatat sebagian lirik yang berhasil gua tulis untuk kemudian mencari versi lengkapnya via Google, tapii.. berhubung kebiasaan menunda2 itu masih mendominasi, jadilah kelupaan, hahaha..


Sampai tadi pagi kembali mendengar di lagu di channel Life and gua kembali tersentuh, huhuhu.. okayy.. saatnya mencari keseluruhan lirik ini tanpa pakai acara nunda (walau ngga sepenuhnya berhasil, hahaha, karena masih diselingi kegiatan lain sebelum melakukan pencarian :p).


Ooo.. ternyata judul lagunya itu "We Need Each Other" and yang nyanyi Signature Sound, baru tauu..


Lyric is from here


Yuk yaakk yuukk.. kita simak liriknya and ikutan nyanyii..


~.*.~

"We Need Each Other"
by Signature Sound

Is there anyway 
That we can lay our weapons down
And come together in the name of love
There's too much at stake 
To ignore common ground
Aren't we all made in the image of God?

Cuz if one of us is hurting
None of us have peace
And if one of us is bound
Then none of us are free

Reach out and take my hand
I need your strength to stand
We're not alone in this world
We need each other
I am a part of you, you are a part of me
No longer strangers
We're sisters and brothers
We need each other

Can we carry on living our lives so separately
Are we afraid to say we've been wrong?
So here's my chance to say
Hey, I love you anyway
And build a place where everyone belongs

Cuz if one of us is hurting
None of us have peace
And if one of us is bound
Then none of us are free

Reach out and take my hand
I need your strength to stand
We're not alone in this world
No longer strangers
We're sisters and brothers

I am a part of you, you are a part of me
No longer strangers
We're sisters and brothers

I am a part of you, you are a part of me
We're not alone in this world
We need each other
Reach out and take my hand
I need your strength to stand
We're not alone in this world
We need each other

Reach out and touch somebody's hand
Make this world a better place if you can
Reach out and touch somebody's hand
Make this world a better place if you can

I am a part of you, you are a part of me
We're not alone in this world
We need each other
Reach out and take my hand
I need your strength to stand
We're not alone in this world
We need each other
Reach out and take my hand
I need your strength to stand
We're not alone in this world
We need each other
We're not alone in this world
We need each other

~.*.~


Gua rasa bukan suatu kebetulan belaka ketika tadi pagi gua kembali mendengar nih lagu and pas gua browsing Facebook, gua menemukan quote berikut :


"The seeds of kindness that you plant today, will one day bloom in the hearts that you all touch." (unknown)


Kindness.. Kebaikan, mungkin banyak di antara kita yang udah melupakannya karena lebih mengejar banyak hal lainnya dalam hidup ini.


Kalo temen gua sih selalu bilang, "Yang baik itu belum tentu benar, sementara yang benar itu pasti baik."


Otree dhee, hahaha.. yang artinyaa.. kalo if you do bad things, maka artinya elo tidak melakukan sesuatu yang baik maupun benar, iyaa.. muter2 aja di situ terus, hahahaha..


Kebaikan itu mungkin seperti tetesan air di batu, kalo cuman sekali dilakukan aja, ngga ada efek yang keliatan pada batu tersebut tapii apabila dilakukan secara terus menerus, bahkan batu yang keras sekalipun pada akhirnya akan "luluh" dan berlubang juga, apalagii hati manusia yang (mustinya) ngga sekeras batu :)


Setiap perbuatan baik ngga akan sia2, walau pada awalnya mungkin ngga membawa perubahan apa2.. tetaplah melakukannya ^o^


Selamat menikmati hari Senin ;)


Senin 9/4 (1:42 pm)


-Indah-

Friday, April 6, 2012

Bacaan Sebelum Tidur

Gambar diambil dari : koleksi buku pribadi (dan pinjaman :p)


Jumat 6/4 (7:08 pm)


Sejak well.. ngga inget juga sih tepatnya kapan, hahaha.. pokoknya beberapa waktu belakangan ini gua mulai kembali rajin membaca buku, horee.. 


*upss.. ngomongin soal baca buku, gua baru inget belon transfer buku diskon yang gua pesan, hahahaha ;p*


(selalu senang kalo nemu barang diskon, uhuyy)


Yupp.. masalahnyaa.. kadang kalo udah kelar baca itu, gua suka males balikin tuh buku ke tempat asal, hahaha.. jadilah dari hanya satu buku di samping bantal, sekarang jadi numpuk seperti foto di atas, yaiikkss.. 


Sebelon tidur gua sampe selalu mewanti2 diri gua agar tidak nengok ke kiri, karena ujung2 bukunya khan lancip tuh, bisa nusuk mata, wakakakakak..


*bukannya beresin tuh buku aja yee, biar tidurnya bisa rada legaan, hahahaha :p*


Kalo nonton film2 Barat ya, seperti baca buku itu udah jadi bagian dari budaya mereka ya, khan sering tuh ngeliat adegan suami istri (sendirian juga boleh sihh, siapa juga yang ngelarang and perlu dicatat, ngga perlu punya suami or istri duluu untuk bisa baca buku, ahahahaha :p) udah siap2 di ranjang, and bukannya tidur or peluk2an githu tapii.. masing2 meraih buku yang ada di samping tempat tidur mereka dan membacanya, hihihi..


Asyik juga tuhh.. sayang kasur gua pinggirannya itu tembok and ngga ada lampu baca di atas tempat tidur, hmm.. jadi mikir, mungkin ide yang bagus buat masang rak di tembok samping tempat tidur, jadi khan gua bisa naruh buku2 yang bisa gua baca kalo lagi ngga bisa tidur :D


Ya udahh.. githu aja sihh, ahahahaha.. apakah kalian juga suka baca sebelon tidur? Atau kapan aja dhe, khan baca buku itu ngga hanya buat bikin ngantuk aja khan? :p 


Bacaan macam apa yang kalian suka? Share yaa kalo ada yang bagus ;)


Jumat 6/4 (7:14 pm)


-Indah-

Thursday, April 5, 2012

Books : Railway Children - E. Nesbit

Gambar diambil dari : koleksi buku pribadi
"The Railway Children" (Anak-Anak Kereta Api) by E. Nesbit
Alihbahasa : Widya Kirana
Desain & ilustrasi sampul : Satya Utama Jadi
Gramedia Pustaka Utama
Cetakan kedua : Juni 2010
312 halaman, 20 cm
ISBN : 978-979-22-5257-6


Kamis 5/4 (9:40 am)


"Tidakkah lebih baik kalau kita bayangkan diri kita sebagai tokoh2 cerita yang ditulis oleh Tuhan? Kalau Ibu yang menulis cerita, mungkin Ibu akan membuat kesalahan. Tapi kalau Tuhan yang jadi Sang Pengarang, Tuhan tahu bagaimana mengakhiri sebuah cerita dengan sebaik2nya - yang terbaik bagi kita semua."


"Ibu sungguh2 percaya akan itu?" tanya Peter lirih.


"Ya, Ibu percaya, hampir selalu percaya, kecuali bila Ibu sedang sedih sekali dan rasanya takkan bisa mempercayainya. Ibu tahu itu semua benar, dan akhirnya Ibu berusaha memercayainya. Kau tak tahu, Peter, betapa Ibu selalu berusaha memercayai dan menerima, bahwa kehendak Tuhan selalu yang terbaik bagi kita."


(dikutip dari halaman 284)


Dari buku setebal 309 halaman ini, entah mengapa kata2 di halaman 284 itu paling berkesan buat gua. Coba dhe kalian baca ulang lagi dan resapi pelan2.


Kata2 di atas mudah diucapkan ketika segala sesuatu berjalan sesuai yang diharapkan. Lho, memangnya ada apa dengan keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan ketiga orang anaknya, Roberta, Peter dan Phyllis?


Itu akan membawa kita ke awal cerita di mana keluarga ini hidup bahagia di Vila Edgecombe, kehidupan yang serba berkecukupan, sampai suatu malam mereka kedatangan dua tamu yang membawa ayah mereka pergi dan untuk beberapa saat lamanya, tidak hanya mereka tidak bisa bertemu dengan Ayah, hari2 di Vila Edgecombe pun harus berakhir.


Tanpa penjelasan, Ibu memberitahu singkat bahwa mereka akan pindah dan hanya barang2 yang berguna saja yang akan mereka bawa, sisanya ditinggalkan tanpa tahu kapan akan bisa mereka pergunakan lagi.


Dari tempat yang penuh hiruk pikuk dan bising, mereka pindah ke daerah pedesaan yang tenang, dan tinggal dekat sekali dengan rel kereta api. Setelah terbiasa mengamati, mereka akhirnya mengetahui jadwal kedatangan kereta serta suka sekali melambai2kan tangan kepada para penumpang yang ada di dalam kereta yang melaju cepat. Salah seorang penumpang, seorang bapak tua, membalas lambaian tangan mereka dan secara rutin mereka saling berbalasan lambaian walaupun tidak mengetahui nama masing2.


Berkat Pak Tua juga, mereka bisa mendapatkan berbagai macam barang kebutuhan seperti yang diresepkan dokter agar ibu mereka yang sedang sakit bisa cepat sembuh.


Ketiga bersaudara itu mengalami hari2 yang menyenangkan dan berteman dengan banyak orang di sekitar tempat mereka tinggal. Sesekali ada di antara mereka yang berbuat salah untuk alasan yang benar, seperti misalnya ketika Peter mencuri persediaan batu bara di stasiun kereta api karena mereka kini miskin dan batu bara pada jaman itu mahal harganya, hingga mereka tidak bisa seenaknya menyalakan perapian kalau tidak terpaksa.


Tapi perbuatan salah, tetap saja salah, walau dilakukan untuk alasan yang benar. Pak Kepala Stasiun suatu hari menangkap basah Peter yang sedang mencuri, ia menasihati anak2 tersebut bahwa apa yang mereka lakukan itu salah namun ia tidak menghukum mereka karena anak2 tersebut tampaknya sudah menyadari bahwa yang mereka lakukan memang mencuri, walau Peter memakai istilah "menambang".


Kehidupan di Pondok Tiga Cerobong tidak bisa dikatakan membosankan, karena ada saja kejadian yang dialami ketiga bersaudara ini. Seperti misalnya ketika ada penumpang gelap yang tidak bisa berbahasa Inggris membuat keributan di stasiun karena tidak punya tiket, dia tampak ketakutan dan berusaha menjelaskan situasi namun tidak ada yang mengerti. 


Barulah ketika Ibu datang dan mengajak ngobrol orang itu, ternyata dia adalah penulis terkenal asal Rusia yang banyak menulis buku2 tentang kemiskinan yang tidak disukai pemerintah. Karenanya dia ditangkap dan dipenjara, namun berhasil melarikan diri untuk menemui istri dan anak2nya. Tapi ia kehilangan tiket dan dompetnya. Berkat bantuan Pak Tua yang ternyata mempunyai koneksi yang luas, orang Rusia ini berhasil berkumpul kembali dengan keluarganya. 


Di samping itu, Roberta (atau yang lebih sering dipanggil dengan nama Bobbie) beserta Peter dan Phyllis menjadi trio penyelamat kereta api karena mereka melihat longsoran batu dan memperingatkan kereta agar tidak melintas di jalur tersebut, dengan demikian kereta tersebut berhasil terhindar dari kecelakaan. Berbekal rok dalam merah dan ranting muda yang cukup panjang, mereka berhasil membuat enam bendera kecil untuk dilambai2kan agar menarik perhatian Pak Masinis dan Juru Api agar menghentikan kereta.


Dari berbagai orang yang mereka temui dan berkawan, orang yang paling mereka sukai adalah Pak Perks, portir statiun. Suatu hari Pak Perks bercerita bahwa ia tidak pernah merayakan ulang tahunnya. Mendengar hal itu, tiga bersaudara ini memutuskan untuk merayakan ultah Pak Perks. Selain hadiah dari mereka sendiri, ketiganya berkeliling desa mencari orang2 yang juga mau memberi Pak Perks hadiah.


Ibu sudah mengingatkan mereka bahwa apa yang mereka lakukan mungkin menyinggung Pak Perks, karena biar miskin, tentunya Pak Perks tidak ingin dikasihani. Dan apa yang Ibu katakan benar, pertama melihat hadiah2 yang dibawa tiga bersaudara ini, Pak Perks marah dan merasa terhina karena dipikirnya orang2 jatuh iba padanya maka mereka menyumbangkan hadiah.


"Keluar!" teriaknya. "Keluar! Dan katakan maksud kalian sesungguhnya! Aku tidak pernah mengeluh pada kalian, mengeluh kekurangan atau merasa miskin. Jadi, apa maksud semua belas kasihan ini, he?!"


"Oh!" Phyllis memekik tertahan. "Saya kira Anda akan senang sekali. Saya kapok, saya takkan pernah lagi berbuat baik pada orang lain, seumur hidup. Tidak, takkan pernah lagi."


(dikutip dari halaman 197)


Maksud yang baik, belum tentu hasil akhirnya itu sesuai dengan apa yang diharapkan juga, iya khan? Beruntunglah setelah sedikit kesalahpahaman yang berhasil diselesaikan dengan baik, maksud baik ketiga anak ini pun tersampaikan dengan baik pula :))


Ketiga anak tersebut sudah berhenti bertanya2 mengenai keberadaan Ayah. Bobbie yang paling pertama berhenti melakukannya, bukan karena ia tidak kangen dengan Ayah, tapi lebih karena ia melihat Ibu sedih tiap kali membicarakan Ayah, dan Bobbie tidak ingin Ibu sedih, karenanya ia tidak pernah lagi menyinggung tentang Ayah ketika Ibu ada bersama mereka. Peter serta Phyllis juga sedikit banyak mulai merasa, karenanya mereka juga tidak lagi berbicara mengenai Ayah di hadapan Ibu, hal yang membuat Ibu bertanya2 apakah ketiga anaknya itu telah melupakan Ayah mereka?


Suatu hari, secara tidak sengaja Bobbie menemukan "rahasia" di balik menghilangnya Ayah. Bobbie tidak percaya semua yang dituduhkan ke Ayah, walau Ayah diputuskan bersalah oleh pengadilan karena menjual rahasia negara dan sebagai hukuman, Ayah harus menjalani 5 tahun kerja sosial. Bobbie sedih sekali, ia meminta bantuan Pak Tua untuk mencari dalang sebenarnya di balik penangkapan Ayah. Ibu meminta Bobbie menjaga rahasia ini dan tidak membaginya dengan Peter dan Phyllis.


Menjelang akhir cerita, ada satu lagi kejadian, ketika Bobbie menunggu di dalam terowongan kereta api untuk menemani anjing berkaus merah, well.. bukan anjing beneran sih, tapi orang yang berperan sebagai "anjing" pemburu "kelinci" (kelinci-nya juga bukan kelinci beneran, haha :p) yang mengalami kecelakaan di dalam terowongan. Untung saja ketiga anak ini iseng menghitung jumlah "anjing" yang masuk ke dalam terowongan dan ketika menunggu di pintu keluar terowongan, mereka menyadari ada satu "anjing" berkaus merah yang belum juga keluar walau teman2nya sudah lama berlalu.


Ternyataa.. si kaus merah itu adalah cucunya Pak Tua boo! What a small world (di dalam cerita) yaa, hahaha :)) Ibu untuk sementara merawat cucu Pak Tua sampai sembuh benar.


Kesabaran serta kebaikan hati ketiga anak beserta ibu mereka menemui akhiran manis ketika Ayah pulang kembali untuk berkumpul bersama dengan keluarganya, yeaahh..


Welcome back (to the new) home, Ayah!


And "The Railway Children" pun selesai gua baca, hahaha.. versi cetak ulang Gramedia ini baru pertama gua baca, ini juga nemunya secara ngga sengaja karena gua ngga tau Gramedia mencetak ulang nih buku! Mana stok-nya tinggal satu pulaa, jadi gua amat sangat berbahagia karena "The Railway Children" masih memilih gua untuk menjadi pembaca setianya, hihihi..


Di samping "The Railway Children", kebetulan gua sempat membaca buku E. Nesbit lainnya, satu yang gua suka dalam gaya berceritanya adalah.. dia seolah2 menjadi tokoh juga dalam ceritanya itu.


Semisal seperti yang ada di halaman 39.


"Lebih asyik daripada lokomotif mainan, kan?" kata Roberta.


(Aku bosan menyebut Roberta dengan nama lengkapnya. Tak ada keharusan, bukan? Orang lain tak pernah memanggilnya begitu. Semua memanggilnya Bobbie. Jadi, apa salahnya jika aku juga menyebutnya Bobbie?)


Contoh lainnya di penghujung cerita di halaman 309.


Ayah melangkah masuk dan pintu menutup di belakangnya. Kurasa sebaiknya kita tidak membuka pintu itu dan mengikutinya ke dalam. Kurasa, saat ini, kehadiran kita di sana hanya akan mengganggu. Yang terbaik yang bisa kita lakukan adalah mundur perlahan2, lalu pergi diam2. Di ujung padang rumput, di antara pucuk2 rerumputan yang keemasan, di antara bunga2 lonceng biru, mawar gipsy, dan bunga St. John's Wort, di sana.. mungkin kita bisa menoleh sekali lagi, menoleh ke arah rumah bercat putih dengan tiga cerobong asap di atasnya. Yah, kehadiran kita atau siapapun juga, tak diinginkan lagi di sana, saat ini..


Gaya bercerita seperti ini buat gua menarik, hahahaha.. karena di satu sisi, si pengarang seakan berada di luar cerita, tapi di sisi lain seolah dia ada di dalam cerita yang dia buat itu, huaa.. kereenn! 


Sedikit banyak sepertinya gua mengadaptasi gayanya tanpa sadar, hahaha.. karena dalam mosting itu gua suka seperti "bercakap2" walau ngga ada juga orang yang gua ajak ngomong secara langsung khan?


Hal lainnya yang gua suka dari E. Nesbit adalah.. dia memadukan hal2 magis dengan orang2 biasa.. di sini sih ngga ada, haha, tapi coba dhe baca buku2nya yang lain maka kalian akan menemukan hal yang gua ceritain itu.


Anywayy.. selalu ada perasaan senang sehabis membaca buku bagus, and ini buku termasuk buku yang meninggalkan kesan, lama setelah gua pertama membacanya, walau yaahh.. kalo soal urusan jalan cerita dllsb, mungkin emang bawaan gua yang pelupa jadi kadang sering juga ngga inget, hahaha.. tapi gua selalu inget mana2 aja buku yang berkesan :))


Tertarik? Yukk aahh, buruan cari, semoga kalian berhasil mendapatkannya dan tenggelam dalam dunia kecil Roberta, Peter dan Phyllis, banyak hal yang bisa dipelajari dari mereka lhoo ^o^


Kamis 5/4 (12:22 pm)


-Indah-

Wednesday, April 4, 2012

Enjoy Aja : Lotsa Postcards from Dewi

Pictures are taken from : own collection of postcards


Rabu 4/4 (9:55 pm)


Sekarang kalo ada yang nanya, "Mau oleh2 apa" tiap kali ada yang berpergian, gua pasti tanpa ragu2 akan menjawab, "postcards", hahahaha..


Padahal dulu temen gua suka ngebawain coklat, teh, kopi, dll makanan kecil lainnya. Enak sihh.. tapi untuk saat ini gua lebih memilih postcard, hihihi.. soalnya yaa.. lidah gua itu khan termasuk kategori lidah 'selera rendah' (istilah yang sering dipake ama temen gua, haha), yang artinya hampir tiap makanan itu rasanya enak, kalo ngga yaa enaaaak bangets, hahaha..


Lagian, coklat di mana2 rasanya yaa.. seperti coklat juga khan? :p


Kalo postcard? Postcard.. beda! Hahahaha.. walau bisa aja sih kalo emang niat khan tinggal cari2 gambar yang disuka di Google lalu diprint sendiri dhe, tapii.. ada sensasi rasa yang beda kalo berhasil mendapatkan postcard bukan hasil print-an sendiri, tapi dari cetakan pabrikan githu dhe, hahaha..


Mungkin sama seperti antara beli buku yang udah dijilid rapi di toko buku sama ngeprint sendiri dari e-book terus dijilid, walau rapi and sampulnya juga udah 'niru' versi buku asli, tetap aja akan terasa beda khaan?


Yaa.. seperti itulah kurang lebih rasanya menerima postcard hasil oleh2, terlebih yang gambarnya ngga biasa.


Jangan salah, ngga biasa di sini maksudnya bukan gambar dengan pose yang aneh2 lho yaa.. tapii.. ngga biasa itu, dalam artian not that typical tourist cards..


Gua ngga terlalu suka postcard bergambar bangunan, betapapun kerennya atau bersejarahnya tuh bangunan, bagi gua itu tetap gambar.. ya bangunan aja, hahaha.. mungkin karena gua juga ngga terlalu tertarik ama arsitektur and sejarah kali yaa?


Demikian juga dengan gambar pemandangan.. gua ngga terlalu tertarik ma postcard bergambar pemandangan. Ya ya yaa.. emang sih pemandangannya bagus, tapi paling hanya berhasil mendapatkan perhatian gua paling lama hanya semenit aja kalii, hihihi.. Mungkin karena pada dasarnya gua hanya penikmat alam sesaat, bukan pencinta :)


Lantas.. postcard macam apa donkss yang memikat hati gua? Ngga lain dan ngga bukan.. postcard2 bergambar peri2 githu, or ilustrasi seperti yang biasanya ada dalam buku anak, atau model2 komik Jepang githuu..


Gua ngga masalah gambar bangunan, asal gambar bangunannya bukan hasil jepretan foto melainkan dalam bentuk sketsa bergambar, dikarikaturin malah lebih bagus lagi buat gua, haha.. gua pernah tuh ngeliat gambar Menara Eiffel dikarikaturin jadi punya tangan and kaki githu terus pake topi item and kaya lagi nenteng sesuatu, buat gua, postcard macam itu jauuuuhh lebih menarik dibanding hasil jepretan foto Menara Eiffel dengan segala kemegahannya :))


Ehh.. sebenernya yaa.. gua intro panjang lebar gini sih, intinya cuman mau ngasih tau kalo gua senaaaang bangets kemaren ini nerima kiriman setumpuk kartu pos dari Dewi, hahahaha..


*busyett.. cuman mau bilang itu aja kok ngocehnya panjang lebar ke sana kemari yaa, wakakakakakak :p*


(khan katanya, katanyaa.. kita harus latihan nulis di mana saja dan kapan saja, hahahaha :D)


{sepertinya salah mengartikan pesan :p}


Well.. anywayy.. ini beberapa kartu pos yang dikirimkan Dewi..


tadi lupa yang ini namanya apa yaa?

rumah tradisional

wayang

Papua card

kartu Maluku yang dikirimin Dewi ini keren2 dhe aww!

bagus yaa, tiga warna langit githuu :)

ayoo.. siapa yang mau ikutan nyebur? :p

who likes Betty Boop? :D

aahhh.. ini cutee bangetsss.. salah satu fave gua!

jangan lupa diapalin yaa, anak2, nanti keluar di ujian lhoo!

nina boboo.. ayolah boboo.. kalo tidak boboo.. gua yang bakal gigit elo, huahahahaha :p
Ada banyaaak lagi kartu lainnya yang dikirim Dewi, tapi males euyy kalo musti resize satu per satu, hahaha.. jadi hanya beberapa aja yang gua foto terus gua resize ;)


Thanks a lot yaa, Wii!


*jangan lupa kalo ke mana2, tiap liat postcard, ingatlah pada dirikuu*


(huahahhaaha.. teteuupp! :p)


Rabu 4/4 (10:36 pm)


-Indah-

Books : Nobody's Boy - Hector Malot

Gambar diambil dari : koleksi buku pribadi
"Nobody's Boy" (Sebatang Kara) by Hector Malot
Alih bahasa : Tanti Lesmana
Desain & ilustrasi cover : Satya Utama Jadi
Gramedia Pustaka Utama
April 2012
384 halaman, 20 cm



Selasa 3/4 (11:37 am)


Pastinya udah sering bangets khan dengar "don't judge a book by its cover"? Ya ya yaa.. memang kebiasaan gua dalam memilih buku mana yang mau dibeli or dibaca itu jangan ditiru ya, hahaha, karena gua masih amat sangaaat bergantung pada cover untuk menemukan 'chemistry' awal antara gua dengan buku yang bersangkutan :p


Dan karena kecenderungan gua untuk 'menilai' isi buku dari covernya itu pula yang membuat gua awalnya melewatkan "Nobody's Boy" ini karena cover-nya itu kurang menarik buat gua :)


Lalu kenapa akhirnya gua melirik nih buku? Well, itu karena gua udah amat sangat desperate berusaha mencari buku supaya bisa memanfaatkan diskon, hahahaha :p Dan akhirnya gua menelusuri satu per satu buku dengan lebih seksama and nyantol di rak buku yang tadi udah gua lewatin sekilas and kembali melihat nih buku lalu memutuskan untuk memperhatikannya dengan lebih seksama.


"Baiklah," putus gua, "berhubung dari cover udah ngga ada yang menarik, saatnya melihat ke sinopsis cerita yang ada di belakang!"


Dan gua amat sangaaat bersyukur bangets nih buku bagian belakangnya itu bukan berisi endorsement, ahahahaha.. buat gua endorsement itu amat menganggu karena sama sekali ngga memberi gambaran mengenai isi cerita. Boleh lah kalo mau ditempelin endorsement, tapi pleasee.. taruhnya di bagian dalam aja yaa, jangan ditempel di semua bagian belakang buku :))


Kata demi kata gua baca and sesuatu terasa familiar seiring dengan kalimat demi kalimat yang menyesap masuk ke dalam otak gua.


Walau gua baru pertama tahu tentang buku "Nobody's Boy", tapi kok gua berasa kenal sih sama nama2 yang disebutkan? Remi, Signor Vitalis lalu ada anjing2 dan seekor kera!


*tiinngg*


Pikiran gua langsung melayang ke salah satu film seri kartun yang dulu pernah ditayangkan RCTI. Gua jadi bersemangat karena somehow gua ngerasa ini buku pasti sama dengan salah satu film kartun terbaik yang pernah gua tonton itu, yang ngga hanya memanjakan mata dari segi cakepsnya gambar tokoh2nya, tapi juga dari segi cerita itu kuat and berkesan!


Harap2 cemas, gua putuskan untuk membeli nih buku, dan membacanya lembar demi lembar. Menelusuri kisah Remi itu serasa membuka kembali laci kenangan yang hanya samar2 gua inget dari kartun yang gua tonton sekian belas tahun silam (lupa sih tepatnya kapan tayang di RCTI, hahaha, tapi pastinya udah lamaa bangets, seinget gua sih satu periode sama Candy2 boo!).


Jadi, setelah pembukaan yang panjang itu, siapakah Remi yang sebatang kara itu?


Remi adalah bocah lelaki kecil yang tinggal di Chavanon, salah satu desa paling miskin di Perancis. Remi hanya tinggal berdua dengan Ibu Barberin karena Pak Barberin mengadu nasib di Paris sebagai tukang batu. Walaupun hidup kekurangan, berkat Rousette, sapi mereka, Remi dan ibunya tidak kelaparan karena mereka masih bisa menikmati susu, krim serta mentega.


Barulah ketika Pak Barberin mengalami kecelakaan, ia memutuskan pulang kembali ke desa untuk hidup bersama dengan istrinya, dan ia terkejut mendapati Remi masih tinggal di rumahnya.


Dari percakapan Pak Barberin dan Bu Barberin, Remi baru tahu kalau ia ternyata hanyalah anak angkat, yang ditemukan Pak Barberin di kota Paris. Berpakaian bagus dan terlihat mahal, Pak Barberin menyerahkan Remi ke polisi tapi tidak ada yang melaporkan kehilangan anak, sehingga pilihannya hanya dua, menyerahkan Remi ke panti asuhan atau meminta kesediaan orang yang ada di kantor polisi untuk merawatnya. 


Pak Barberin akhirnya membawa Remi pulang karena polisi tadi bilang kalau nanti Remi dijemput orangtuanya, tentu saja Pak Barberin akan mendapatkan sejumlah uang karena telah merawat anak mereka. Tahun demi tahun berlalu tapi tidak ada yang mendatangi kediaman eluarga Barberin untuk mencari Remi. Anak kandung keluarga itu meninggal dunia, karena itulah Bu Barberin memutuskan untuk membesarkan Remi sebagai pengganti anaknya, walau Pak Barberin telah mewanti2nya agar segera menyerahkan Remi ke panti asuhan. Namun Bu Barberin tidak pernah melakukannya, ia menyayangi Remi seperti anaknya sendiri dan karena Pak Barberin jarang pulang ke rumah, ia tidak pernah tahu istrinya tidak mentaati perintahnya.


Sampai hari di mana Pak Barberin kembali pulang karena sidang pengadilan atas kecelakaan yang dialaminya telah selesai. Ia kalah dan tidak mendapat kompensasi uang. Tidak punya kerjaan, dan uang mereka juga sudah habis untuk menyewa pengacara, Pak Barberin mengatakan pada istrinya bahwa mereka tidak bisa lagi merawat Remi karena untuk bertahan hidup sendiri saja sudah sulit.


Pak Barberin lalu mengajak Remi untuk menemui Pak Walikota agar Panti Asuhan membayarkan sejumlah uang sebagai ganti biaya yang dikeluarkan Pak Barberin selama merawat Remi. Di tengah perjalanan, teman lama Pak Barberin mengajaknya mampir di kedainya dan di sanalah Remi untuk pertama kalinya bertemu dengan Signor Vitalis, seniman jalanan yang mencari uang dari atraksi ketiga anjing dan monyet peliharaannya.


Signor Vitalis berniat menyewa Remi untuk ikut dalam pertunjukan jalanannya, ia bersedia membayar Pak Barberin 20 franc setahun, awalnya Pak Barberin menolak karena menurutnya ia bisa mendapatkan 10 franc per bulan dari panti asuhan. Tapi Signor Vitalis mengingatkan bahwa dengan uang segitu Pak Barberin tetap harus memberi makan Remi, belum lagi bisa pihak Panti Asuhan malah tidak mau membelinya uang sama sekali, jadi akan lebih baik Pak Barberin menyerahkan Remi padanya.


Setelah melalui negosiasi alot, akhirnya disepakati 'harga' Remi adalah 40 franc, dan Signor Vitalis sendiri yang menjemput Remi di tempat kediamannya keesokan harinya. Remi tidak sempat mengucapkan selamat tinggal pada satu2nya ibu yang selama ini dikenalnya, ibu yang amat disayanginya karena pagi2 sekali Pak Barberin telah menyuruh Bu Barberin pergi agar tidak mencegah ketika Signor Vitalis membawa Remi pergi.


Bersama Signor Vitalis, Remi menjelajah kota demi kota di Perancis. Dari desa ke desa mereka mengadakan pertunjukan untuk mendapatkan uang demi menyambung hidup. Terkadang mereka mendapatkan sambutan hangat dan uang yang dikumpulkan bisa dibelikan makanan yang mengenyangkan seluruh rombongan, tapi tidak jarang mereka harus tidur sambil menahan lapar karena minimnya uang yang mau dikeluarkan oleh orang yang menonton pertunjukan mereka.


Rasa sayang Remi mulai tumbuh pada Signor Vitalis, walau statusnya sebagai majikan tapi Signor Vitalis tidak pernah memperlakukannya dengan buruk, bahkan bisa dibilang Signor Vitalis amat baik padanya, tapi tetap saja Remi merasa segan untuk mendemonstrasikan rasa sayangnya secara nyata, walau berulang kali ia merasa ingin memeluk bapak tua itu karena rasa haru. Remi bahagia dengan kehidupannya yang berpindah2, karena ia merasa tidak sendiri. 


Ketiga anjing Signor Vitalis, yaitu Capi, Zerbino dan Dulce seringkali menjadi pelipur laranya. Sampai suatu hari, dikarenakan ulah salah seorang petugas polisi yang memenjarakan Signor Vitalis selama 2 bulan, Remi harus mengembara sendirian bersama rombongannya. Signor Vitalis pintar bernyanyi dan bermain biola, dan walau Remi juga sudah bisa bermain harpa sendiri, tetap saja kharisma Signor Vitalis tidak dimilikinya dan Remi pesimis ia akan sanggup menghasilkan uang untuk menyambung hidup mereka sambil menunggu masa pembebasan majikannya itu.


Beruntung Remi bertemu dengan nyonya baik hati, Mrs Milligan bersama anaknya, Arthur yang mengajak mereka semua tinggal di kapal The Swan sampai waktu Signor Vitalis di penjara berakhir. Remi senang menghabiskan waktu bersama ibu dan anak tersebut, selain tidak perlu mengkuatirkan soal makanan, walau hanya sekejap Remi kembali merasakan kasih sayang seorang ibu dan Arthur juga sudah menganggapnya sebagai saudaranya.


Bahkan Mrs Milligan berniat membawa Remi kembali ke rumahnya dan memintanya resmi pada Signor Vitalis. Tapi Signor Vitalis menolaknya. Katanya pada wanita itu..


"Aku sayang anak itu, dan dia sayang padaku. Pelajaran hidup yang kuberikan padanya akan baik untuknya, jauh lebih baik dari daripada yang akan dia peroleh bersama Anda. Anda akan memberinya pendidikan, itu benar, Anda akan membentuk pikirannya, tetapi bukan karakternya. Hanya dengan belajar menghadapi kesulitan2 hidup, karakter Anda akan terbentuk. Dia tidak bisa menjadi anak Anda. Dia akan selalu menjadi anakku. Itu lebih baik daripada menjadi mainan untuk anak Anda yang sakit, semanis apapun dia. Aku juga akan mengajari anak Anda." (halaman 134)


Remi sedih harus berpisah dengan Mrs Milligan dan Arthur, tapi tidak ada waktu bersedih, hidup terus berjalan. Pada musim Semi, Panas dan Gugur, keadaan tidak terlalu bermasalah tapi ketika Musim Dingin tiba, di sinilah masalah dimulai karena mereka berkelana dari satu tempat ke tempat lainnya dengan berjalan kaki, dan seringkali harus menempuh sekian jam perjalanan sebelum ada tempat persinggahan. Salju yang turun, dingin yang menggigit dipastikan membuat perjalanan menjadi lebih berat bagi setiap anggota rombongan, terlebih buat Pretty Heart, sang monyet yang mudah masuk angin. 


Suatu hari mereka terjebak dalam badai salju, untunglah mereka bisa menemukan gubuk penebang kayu di tengah hutan hingga mereka bisa berlindung dari amukan salju yang dinginnya menusuk hingga ke tulang. Signor Vitalis dan Remi bergantian berjaga agar api tetap menyala, tapi ketika tiba giliran Remi, tanpa sadar ia ketiduran dan ketika terbangun, Zerbino dan Dulce sudah tidak ada di dalam gubuk! Suasana di luar terlalu gelap hingga mereka terpaksa menunggu hingga matahari terbit sambil berdoa agar kedua teman mereka baik2 saja.


Ketika pagi datang menjelang, mereka hanya menemui kenyataan pahit karena tampaknya Zerbino dan Dulce telah dibawa gerombolan serigala. Remi tak henti menyesali kelalaiannya. Rombongan yang tersisa melanjutkan perjalanan dengan muram, sedih karena kehilangan 2 teman setia mereka, ditambah lagi keadaan Pretty Heart yang sedang sakit dan kedinginan. Signor Vitalis mengajak mereka semua mencari tempat penginapan yang hangat agar mereka bisa membungkus Pretty Heart dalam selimut tebal hingga tubuhnya tidak lagi kedinginan. Tapi semuanya terlambat. Lagi2 mereka harus mengucapkan selamat tinggal, kali ini pada Pretty Heart yang walau kadang tingkahnya menjengkelkan, namun ia telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kelompok kecil ini. 


Apalagi yang bisa mereka lakukan untuk bertahan? 2 dari bintang pertunjukan anjing mereka telah berpulang, ditambah lagi Pretty Heart menyusul tidak lama kemudian. Dan musim dingin belum lagi berakhir. Signor Vitalis memberitahu Remi, demi kebaikan dirinya maka ia terpaksa menitipkan Remi pada temannya dan mereka baru bisa berjumpa lagi pada saat musim Semi sudah datang. 


Signor Vitalis membawa Remi menemui Garofoli namun Garofali sedang tidak di tempat, hanya ada Mattia yang ditugaskan menjaga sup yang digembok agar tidak bisa dicurinya. Sambil menunggu Garofali pulang, Signor Vitalis meninggalkan Remi bersama Mattia, yang dengan sukarela menceritakan kekejaman Garofali hingga menciutkan nyali Remi dan membuatnya bertanya2 apakah Signor Vitalis akan meninggalkannya dengan pria kejam ini. Remi menyaksikan sendiri betapa Garofali menyiksa anak2 "asuh"-nya yang kurang membawa uang setoran.


Signor Vitalis yang masuk ketika anak suruhan Garofali sedang mencambuk. Signor Vitalis geram sekali dan tidak jadi menitipkan Remi padanya. Jelas Remi merasa amat lega. 


Bertiga dengan Signor Vitalis dan Capi, Remi meneruskan perjalanan dalam udara dingin. Tapi tubuh tua Signor Vitalis tidak lagi sanggup menahan serbuan dingin. Setelah berjalan dalam salju yang terasa tak berujung, akhirnya mereka beristirahat di gudang seorang petani bunga. Mereka semua kelelahan hingga ketika baru menyentuh jerami, langsung saja mereka tertidur.


Ketika terbangun, Remi tidak lagi ada di dalam gudang, dalam kebingungan Remi baru tahu bahwa Signor Vitalis telah meninggal. Remi kembali merasa sebatang kara. Satu per satu yang disayanginya pergi meninggalkannya. Sepeninggal Signor Vitalis, Remi tidak tahu lagi apa yang harus dilakukannya. Ingin rasanya hidup bersama Mrs Milligan dan Arthur tapi ia tidak tahu di mana mereka berada. Kembali ke Bu Barberin, Remi yakin Pak Barberin tidak akan mau menerima kehadirannya.


Petani bunga bernama Monsieur Acquin menawarkan Remi tinggal bersama keluarganya, tentu saja Remi menyambut gembira tawaran itu. Akhirnya, Remi mempunyai keluarga yang selalu diimpikannya! 


Tapi kebahagiaan lagi2 enggan menyapa Remi lama2. Sekian tahun hidup dikelilingi saudara/i yang menyayanginya, malapetaka sudah mengintip dan siap menggeser kebahagiaan dari hidup Remi. 
Tempat tinggal Monsieur Acquin terkena badai, yang walau hanya berlangsung sebentar tapi memporakporandakan bunga2 yang telah siap dipanen hingga sebagian besar bunga hancur. Akibatnya Monsiue Acquin tidak bisa melakukan pembayaran yang harus dilakukannya setiap tahun selama 15 tahun.


Monsieur Acquin ditangkap dan dipenjara sementara anak2nya harus hidup terpisah dengan paman ataupun bibi mereka. Tidak ada yang mau mengambil Remi yang bukan kerabat asli mereka. Remi mempunyai ide untuk mengunjungi saudara2nya secara bergantian agar bisa menyampaikan kabar satu sama lain. 


Dalam perjalanan, Remi kembali bertemu dengan Mattia yang kondisinya telah jauh berbeda dengan saat dia masih bersama Garofali.


Remi masih ingat, ketika pertama bertemu Mattia di tempat Garofali, sorot mata Mattia yang semula lembut dan sedih berubah menjadi keras ketika membayangkan temannya akan mendapat hukuman. Kelak Remi baru tahu bahwa kalau hidup dengan orang2 jahat, lambat laun kita juga akan menjadi seperti mereka. (hal 184)


Tapi kini setelah lepas dari Garofali, Mattia menjadi sosok yang lebih ceria, seakan beban berat telah terangkat dari pundaknya. Dan Remi baru tahu bahwa Mattia ternyata jago memainkan beragam alat musik! Penuh semangat mereka bertiga dengan Capi kembali mengamen sepanjang perjalanan, kali ini dengan misi membeli sapi sebagai kejutan untuk Bu Barberin.


Mereka bahkan sampai minta tolong bantuin dokter hewan untuk memilihkan sapi yang sehat untuk mereka, karena seringkali Remi mendengar cerita para pembeli sapi merasa tertipu dengan kondisi sapi yang mereka beli. Sedikit demi sedikit akhirnya uang yang diperlukan mulai terkumpul. 


Penuh kegembiraan Remi mengunjungi rumah Bu Barberin yang terkejut dengan kedatangan Remi yang tidak pernah disangkanya! Kasih sayang Bu Barberin masih tidak berubah sedikit pun walau mereka telah lama berpisah. 


Dari Bu Barberin, Remi mengetahui bahwa orangtuanya mencarinya! Orangtua kandungnya! Waahh.. pantas saja Pak Barberin tidak ada di rumah, rupanya ia sudah kembali ke Paris untuk mencari Remi dan Signor Vitalis karena ketika dulu mereka berpisah, Signor Vitalis telah menetapkan tempat pertemuan mereka seandainya orangtua Remi ingin bertemu dengannya.


Rencana mengunjungi satu per satu saudara/i-nya terpaksa mengalami perubahan, Remi berniat mencari jejak keberadaan Pak Barberin karena Bu Barberin hanya mengetahui sedikit sekali info. Namun ternyata Pak Barberin sudah meninggal. Remi memang berhasil dipertemukan dengan orangtua kandungnya tapi kok beda bangets dengan bayangannya selama ini?


Selasa 3/4 (4:23 pm)


Rabu 4/4 (12:20 pm)


Menurut Bu Barberin, ketika ditemukan, Remi mengenakan pakaian yang indah sekali, pakaian yang hanya dikenakan oleh anak orang kaya. Tetapi orangtua yang 'ditemukan' Pak Barberin itu tinggal di daerah kumuh, dan tidak hanya itu, secara tidak sengaja Remi melihat dan mendengar selentingan bahwa orangtua 'kandung'nya itu pencuri dan sedang diuber2 polisi, hanya saja karena belum tertangkap basah dan kurangnya bukti, mereka belum bisa menangkapnya.


Mattia yang setia menemani Remi, mengingatkan bahwa mungkin saja orangtua ini bukanlah orangtua kandungnya, karena Remi tampak berbeda dengan keduanya dan tidak mirip dengan saudara/i kandungnya. Tidak tertutup kemungkinan, mereka justru orangtua yang menculik Remi ketika masih bayi dulu!


Belakangan baru diketahui, dugaan Mattia ternyata benar, dan 'otak' di balik penculikannya itu tak lain adalah pamannya sendiri yang merupakan saudara kandung ayah Remi! Kenapa sang paman melakukannya? Tentu saja karena harta! Ayah Remi meninggal ketika Remi masih kecil, pamannya berpikir dengan menyingkirkan Remi maka harta saudaranya itu akan jatuh ke tangannya.


Tetapii.. Arthur malah lahir tidak lama kemudian. Sang paman masih bisa bernapas lega karena sejak kecil Arthur sakit2an dan menurut dokter hidupnya tidak akan panjang. Sang paman bersabar walau ia seringkali kesal dengan kakak iparnya, yang berulang kali dengan kasih sayangnya berhasil membuat Arthur sembuh dari sakitnya.


Sayang beribu sayang, ajakan Mattia agar Remi meninggalkan orangtua "kandung"nya itu tidak ditanggapi hingga Remi harus mendekam di penjara karena dituduh menjadi kaki tangan dalam kasus pencurian (or pembobolan bank ya? lupaa ;p)


Bagaimana nasib Remi selanjutnya? Bisakah ia memperingatkan Mrs Milligan agar berhati2 terhadap iparnya yang sedari dulu punya segudang rencana jahat untuk menguasai harta kakaknya itu? Lalu berhasilkan Remi bertemu dengan Mrs Milligan dan Arthur serta hidup berbahagia bersama keluarga yang selama ini selalu diimpi2kannya?


Well, berhubung gua udah kebanyakan menggumbar isi cerita dari buku yang satu ini, maka untuk endingnya, gua persilahkan kalian membacanya sendiri aja yaa, hahahaha..


One thing for sure.. ini buku otree bangets, gua berharap Gramedia akan menerbitkan buku2 Hector Malot lainnya ;)


Mari membaca.. dan mari menenggelamkan diri serta melebur dalam cerita yang kita baca ^o^


Rabu 4/4 (12:30 pm)


-Indah-

Tuesday, April 3, 2012

Sunday Messages : Indah BersamaMu

Gambar diambil dari :
http://powerstates.com/god-thoughts-can-influence-generosity


Selasa 3/4 (5:58 am)


Minggu lalu ada satu lagi yang pas dinyanyikan itu menimbulkan rasa haru.


Yang dinyanyiin itu lebih sering reff-nya aja and kaga ada judulnya pula, hahaha.. untung aja ada Google, terima kasih buat yang suka sharing di internet sehingga gua bisa menemukan lirik lagu ini versi utuh serta mengetahui judulnya :)


~.*.~

"Indah BersamaMu"

Hanya dekat Allahku
Rasa tenang hatiku
Kau sertai jalanku
Sepanjang hidupku

Hanya dekat padaMu
Ada kekuatan baru
Kaulah perlindunganku
Keselamatanku

Kuingin selalu bersekutu denganMu
Menikmati hadiratMu
Biarkan RohMu tinggal dalam hidupku
Sungguh indah bersamaMu selamanya

~.*.~


Menilik lirik lagu ini bait demi bait, gua jadi teringat akan perkataan seseorang (yang gua udah ngga inget siapa, huahahaha, maap yaa, buat yang ngomong perkataan berikut, kalau mau klaim kata2nya sebagai kata2 kamu seorang, boleh kok, kasih tau aja yaa :D), yang bilang bahwa..


"Me + God = enough"


Formula yang sebenernya simple bangets khan, tapi sepertinya hanya segelintir orang aja yang mampu mengamininya secara sungguh2.


Me + God = enough, yang artinya Dia adalah prioritas utama yang harus selalu ada dalam hidup kita. Hanya dengan memilikiNya sebenernya kita telah memiliki segala hal yang kita butuhkan.


Me + God = enough, artinya hal2 lain tidak lagi menjadi sesuatu yang penting untuk dikejar karena yang terutama telah kita miliki, ada rasa 'cukup' hanya dengan bersamaNya.


Cukup. Merasa berkecukupan dengan apa yang kita miliki saat ini merupakan sebuah berkat yang ngga semua orang miliki.


Coba saja tanyakan pada para motivator, pastilah merasa "cukup" itu merupakan musuh besar untuk kemajuan, hahahaha.. seakan2 'dosa' besar untuk merasa keadaan sekarang itu ngga perlu dikembangkan lebih lanjut.


Kadang ya gua mikir.. kita itu semakin maju tapi semakin mundur.


Jadi bingung sendiri dhe, apa maksudnyaa? :p


Pokoknya.. yaa, begitulah, hahaha.. ngga jelas bangets sihh! *toeng*


Anywayy.. seringkali kesibukan 'dunia' itu justru menjauhkan kita dari keintiman dengan Tuhan, seakan2 hal yang lainnya itu jauh lebih penting daripada mempertahankan komunikasi denganNya.


Padahal yaa.. pada saat2 sedih, down, putus asa and desperate bangets, baru nyadar kalau benar hanya Dia yang paling mengerti dan tidak pernah meninggalkan kita ;)


Tapi begitu happy2 dikits.. lupa dhe, huhuhu..


Lagu ini jadi semacam self-reminder untuk kembali pada formula di atas bahwa "me + God = enough", ntah kapan bisa bener2 sampai pada tahap itu.. tapi sedikit demi sedikit harus semakin dekat :D


Sampai jumpa di "Sunday Messages" berikutnya *ntah kapan* hehehe..


Selasa 3/4 (6:19 am)


-Indah-

Monday, April 2, 2012

Handsome Parades : Mark Harmon

Pictures are taken from various sources via 
Google with keyword : Mark Harmon




Senin 2/4 (7:18 pm)


Awalnya itu mau nayangin si Michael "Tony DiNozzo" Weatherly aja di "Handsome Parades" hari ini, tapi kok jadi tergoda untuk menampilkan bos-nya juga, hahahaha..


Perkenalkan, Special Agent Gibbs yang punya nama asli Thomas Mark Harmon dan menurut Wikipedia lahir pada tanggal 2 September 1951 yang artinyaa.. tahun ini dia akan merayakan ulang tahun ke-61, wow!


And I mean.. WOW! Karena walau udah mencapai usia kepala 6, dia itu masih tetap terlihat charming lhoo.. in a way kinda mengingatkan gua akan Sean Connery yang makin tua makin keluar charming-nya boo ^o^


Gua baru tahu, atau setidaknya 'ngeh' soal Mark Harmon ini sejak nonton serial NCIS di Fox, walau dari pertama liat sih berasa tampangnya itu familiar tapi gua ngga bisa inget di mana pernah ngeliat dia sebelonnya, hahaha..


Pastinyaa.. gua senang bangets pas nyari2 di Google, hasilnya sama sekali jauuuhh dari mengecewakan karena dengan mudahnya gua nemuin banyaaaak bangets fotonya dalam beragam pose, and itu sepadan dengan banyaknya lilin satuan yang hadir di kue ultahnya, hahaha..


Maksud guaa.. dengan usia sebanyak itu, wajar kalo dia udah mengalami banyak peristiwa dalam hidupnya yang mau ngga mau pasti 'membentuk' wajahnya juga, hehehe:D


Yukk marii, sekarang kita nikmati wajah charming Mark Harmon ;)


alamaakk.. he's soo very handsome, ehh?!

rada2 culun tapi tetap cakepss

biar umur udah makin bertambah tapi masih tetap charming khaan? ;)

brewok gini juga masih tetap otree :))

lagi mandangin siapa tuhh? :p

yang cakeps itu apanya yaa? kayanya matanya dhe

ini juga rada2 culun, hehehe

yupp.. kayanya bener dhe, matanya itu baguss

selain matanya, senyumannya jugaa

everything about him dhe, ahahaha :p

mudanya ganteng, tuanya charming plus ganteng, what more can you ask?

nyamping gini juga otree

aahh.. aahh.. soo cakepss!


Berbeda dengan pas nyari gambarnya Michael Weatherly, pas nyari gambar Mark Harmon itu gua malah kesulitan untuk milih dikits aja, hahahaha.. karena rasanya pengen mencomot semua gambarnya and menaruhnya di blog gua, wakakakakak :p


Jadi ngga sabar pengen nonton NCIS lagee.. gua juga ngga ngerti sih kenapa di antara seri2 detektif pembunuhan macam gini, gua kok lebih nyangkutnya di NCIS dibanding CSI or Law & Order, semuanya gua tontonin sih tapi kalo disuruh milih satu yang menempati posisi teratas, ngga susah untuk memilih NCIS untuk berada di puncak.


Hmm.. bersaing ama Castle dinks, hahaha.. soalnya di Castle selain pemainnya cakeps, ada percikan2 asmara, hihihi..


Okee dokee.. see you in the next "Handsome Parades" ;)


Senin 2/4 (8:02 pm)


-Indah-