Gambar diambil dari :
http://www.buddytv.com/ncis/user-quizzes/user-quizzes.aspx
Topic starter : Selasa, 29 November 2011 (5:29 pm)
Huahahahahaha.. gua sebenernya pengen ketawa tiap kali mo menuliskan tentang yang satu ini.
Why?
Coba perhatikan tanggal pertama yang gua tuliskan di atas, 11 Oktober.. yupp, itulah pertama kalinya gua pengen mengangkat apa yang pengen gua bahas berikut ini dalam bentuk postingan tapii.. udah 1.5 bulan berlaluu, gua belon juga menuliskannya, huahahahaha..
Alamaaakk.. senang amat sih menunda2 sesuatu!
*gua kaga anti kok ama kata "sesuatu" jadi gua masih akan sering menggunakannya, ahahaha :p*
Kenapa akhirnyaa gua memutuskan untuk menuliskan juga seri NCIS dengan episode "Flesh & Blood" ini? Karenaa..
Can you believe it kalo setelah selang 1.5 bulanan, dan gua udah sempat meninggalkan nonton nih seri saking diulang2 mulu, masaa.. pas tadi gua memutuskan untuk kembali menontonnya, guess what..
Yang ditayangkan itu adalah episode yang sama! Wakakakakakak.. gua jadi berasa diuber2 :p
Jadi marilah, sebelon nih serial akhirnya masuk ke dalam mimpi gua and menyebabkan nightmare, maka lebih baik buru2 dituangkan dalam tulisan aja.
Dalam episode NCIS yang berjudul "Flesh & Blood" ini ada hal menarik yang gua tangkap and bikin jadi mengajukan pertanyaan ke diri sendiri mengenai..
"Pentingan mana sih antara mengetahui kebeneran atau mengetahui kebenaran dari mulut orang yang bersangkutan?"
Bingung?
Mari gua ceritakan sedikit mengenai apa yang terjadi di episode kali ini sehingga lebih bisa menarik benang merah antara peristiwa dengan kesimpulan pertanyaan yang gua hasilkan :D
Tau special agent Anthony DiNozzo? Kalo ngga tau juga ngga apa2 sih, ngga bakal didenda, hahaha.. cuman rada rugi juga sih soalnya menurut gua pemeran yang satu ini lumayan *ehem* cakepss, hahaha :))
Anywayy.. cerita dimulai dengan adegan si Anthony ini mengalami masalah dengan bank tempatnya membuka rekening karena kebetulan nama Anthony itu mengadopsi nama bokapnya, jadi kalo bokapnya itu Anthony DiNozzo (Senior), si Anthony yang agen NCIS itu adalah Anthony DiNozzo Junior, naahh.. terjadi kisruh di bank menyoal "senior" and "junior" ini yang berkelanjutan dengan datangnya sang senior menyambangi sang junior di tempat kerjanya.
Anthony ngga bisa dibilang akrab dengan bokapnya, selain karena bokapnya itu tipe yang sibuk kerja dan sibuk dengan kehidupan baru yang dibinanya selepas meninggalnya istri yang juga adalah nyokap Anthony Junior, tiap kali menghabiskan waktu bersama juga ngga ada kedekatan secara emosional di antara mereka berdua.
Sebenarnya Anthony (Jr.) udah mulai mengendus ketidakberesan ketika sang bokap tiba2 saja muncul di tempat kerjanya tanpa pemberitahuan terlebih dulu namun karena ada kasus yang harus diselesaikan dan lagi ketika sang bokap berulang kali ditanyakan apakah ada sesuatu yang ngga beres and sang bokap selalu menjawab semuanya baik2 saja maka si Anthony pun mempercayai ucapan bokapnya itu dan lupa atas kejanggalan sikap bokapnya.
Untuk kasus kali ini yang menyangkut salah satu putra keluarga kaya yang mempunyai hubungan dekat dengan kerajaan di Arab, ternyata bokapnya Anthony mengenal sang ayah dari putra yang mendapat perlindungan dari NCIS tempat Anthony bekerja.
Cerita bergulir dan sedikit demi sedikit mulai tersingkap bahwa bokapnya Anthony ternyata mengalami kebangkrutan padahal selama ini Anthony hanya tau bokapnya itu menjalani kehidupan kelas atas yang tentunya memerlukan banyak biaya untuk bisa tetap eksis di kelasnya, belum lagi beberapa perceraian yang harus dilaluinya tentunya lumayan menguras harta yang dimilikinya.
Ntah mengapa, mengetahui "kebenaran" mengenai bokapnya ini membuat Anthony senang dan ingin tahu bagaimana sang bokap akan berterus terang padanya karena selama masa penyelidikan sang bokap itu bela2in nginep di hotel yang mewah supaya bisa bertemu dengan Pangeran Arab untuk bisa kembali menjalin kerjasama bisnis dengannya yang bisa mengembalikan kemapanan finansialnya yang mana pada akhirnya sang bokap hanya sempat bertemu sebentar dengan sang pangeran tanpa sempat membicarakan perihal bisnis sedikitpun. Sang pangeran hanya menitip pesan bahwa bulan berikutnya ia akan berada di Monte Carlo, mungkin mereka bisa bertemu di sana untuk membicarakan bisnis.
Bokapnya Anthony hanya bisa meringis dalam hati karena boro2 memikirkan mengenai biaya perjalanan yang harus dia keluarkan untuk sampai di Monte Carlo, wong buat urusan bayar tagihan hotel aja dia masih bingung bagaimana harus melunasinya karena semua kartu kreditnya udah diblokir karena ia tidak bisa memenuhi kewajiban pembayaran sementara saldo rekening bank-nya udah menipis and ngga akan mampu menutupi biaya hotel yang per malamnya itu menghabiskan sekian ribu dollar!
Sambil tersenyum2 Anthony menemani sang ayah ke bagian pembayaran hotel ingin melihat bagaimana ayahnya bisa berkelit kali ini dalam upayanya menyembunyikan kondisi finansialnya yang sekarat. Sang bokap udah menyuruh Anthony untuk kembali ke tempat kerja karena dia yang akan membereskan seluruh biaya menginapnya namun sambil menahan tawa, Anthony bilang masih banyak waktu dan pekerjaannya sedang tidak banyak.
Mau tak mau, sang bokap terpaksa pergi ditemani Anthony untuk mengurus biaya penginapan. Ia udah sempat menyiapkan beragam alasan agar bisa tetap lolos dari kewajiban membayar tanpa perlu mempermalukan diri sendiri di hadapan anaknya.
Namun sang manager hotel malah bilang bahwa seluruh biaya telah dilunasi oleh sang pangeran, bahkan sang pangeran menitipkan sesuatu untuk Anthony Seniors sambil mengangsurkan sebuah amplop yang ternyata berupa tiket penerbangan menuju Monte Carlo yang bisa dipergunakan kapan saja!
Sang bokap menarik napas lega dan memutuskan tidak mengungkapkan hal yang sebenarnya kepada anaknya karena ia yakin dalam pertemuan bulan depan dengan sang pangeran di Monte Carlo maka kondisi finansialnya akan kembali mapan bila deal-nya dengan sang pangeran akan goal.
Menjelang akhir cerita barulah diketahui bahwa pelunasan biaya nginap ama tiket pesawat itu bukan dari sang pangeran melainkan dari si Anthony yang memutuskan untuk tidak mempermalukan ayahnya di hadapan umum hanya demi mendengar 'kebenaran' keluar dar mulut ayahnya.
Naahh.. itu diaa!!
Episode kali ini bikin gua tercenung, hahaha.. and jadi mempertanyakan ke diri gua sendiri..
Manakah yang lebih penting, antara hanya sekedar mengetahui sebuah kebenaran (dari sumber yang terpercaya tapi bukan dari orang yang bersangkutan), atauu.. harus mendengar sendiri kebenaran itu dari mulut yang bersangkutan walau untuk itu kita harus mempermalukannya!
And gua jadi teringat akan hal yang duluu pernah gua pertanyakan ke diri gua sendiri..
Mana yang lebih penting, antara melakukan kebaikan buat orang yang elo sayangi (walau dia ngga tau elo yang melakukannya karena either elo melakukannya secara anonim atau melalui orang lain), atau lebih penting dia tau elo melakukan kebaikan buat dirinya walau itu bisa mengurangi kebahagiaannya (karena in a way dia lebih ngarep yang melakukan hal itu adalah orang lainnya, dan bukan diri kita, haha).
In both cases, I chose the 1st.. karena yaa buat gua rasanya lebih penting gua sekedar tahu kebenarannya aja daripada harus mendesak orang yang bersangkutan untuk mengakui kebenaran itu di hadapan gua yang ujung2nya malah membuatnya malu and mungkin ngga lagi punya 'muka' di hadapan gua.
Dan mengenai berada di 'balik layar', tentu aja kadang ngerasa sebel juga sih karena ngerasa ngga dihargai, hahaha.. tapi in the end balik lagi ke soal apa yang mendasari elo dalam melakukannya? Kalau gua lebih ingin melihatnya bahagia, walau dia ngga tau gua yang ada di balik hal yang membuatnya tersenyum, hahaha..
Kadang berasa ironis :p
Okee dokee..
NCIS, gua udah melunasi hutang nulis episode "Flesh & Blood" ini yaa, jadi pleasee.. next time gua tonton, yang ditayangin itu bo episode yang belon pernah gua tonton sebelonnya, huahahahahaha :p
Oh iya, sebelon kita ber-bye bye bye di postingan kali ini.. how about you? Mana yang lebih kalian pilih dalam dua contoh di atas? ;)
Okee dokee.. see you in the next post :))
Topic ended : Selasa, 29 November 2011 (6:33 pm)
-Indah-