~when everything seems like it's falling apart, that's when God is putting things together just the way He wants it~ (unknown)
RSS

Wednesday, April 4, 2012

Books : Nobody's Boy - Hector Malot

Gambar diambil dari : koleksi buku pribadi
"Nobody's Boy" (Sebatang Kara) by Hector Malot
Alih bahasa : Tanti Lesmana
Desain & ilustrasi cover : Satya Utama Jadi
Gramedia Pustaka Utama
April 2012
384 halaman, 20 cm



Selasa 3/4 (11:37 am)


Pastinya udah sering bangets khan dengar "don't judge a book by its cover"? Ya ya yaa.. memang kebiasaan gua dalam memilih buku mana yang mau dibeli or dibaca itu jangan ditiru ya, hahaha, karena gua masih amat sangaaat bergantung pada cover untuk menemukan 'chemistry' awal antara gua dengan buku yang bersangkutan :p


Dan karena kecenderungan gua untuk 'menilai' isi buku dari covernya itu pula yang membuat gua awalnya melewatkan "Nobody's Boy" ini karena cover-nya itu kurang menarik buat gua :)


Lalu kenapa akhirnya gua melirik nih buku? Well, itu karena gua udah amat sangat desperate berusaha mencari buku supaya bisa memanfaatkan diskon, hahahaha :p Dan akhirnya gua menelusuri satu per satu buku dengan lebih seksama and nyantol di rak buku yang tadi udah gua lewatin sekilas and kembali melihat nih buku lalu memutuskan untuk memperhatikannya dengan lebih seksama.


"Baiklah," putus gua, "berhubung dari cover udah ngga ada yang menarik, saatnya melihat ke sinopsis cerita yang ada di belakang!"


Dan gua amat sangaaat bersyukur bangets nih buku bagian belakangnya itu bukan berisi endorsement, ahahahaha.. buat gua endorsement itu amat menganggu karena sama sekali ngga memberi gambaran mengenai isi cerita. Boleh lah kalo mau ditempelin endorsement, tapi pleasee.. taruhnya di bagian dalam aja yaa, jangan ditempel di semua bagian belakang buku :))


Kata demi kata gua baca and sesuatu terasa familiar seiring dengan kalimat demi kalimat yang menyesap masuk ke dalam otak gua.


Walau gua baru pertama tahu tentang buku "Nobody's Boy", tapi kok gua berasa kenal sih sama nama2 yang disebutkan? Remi, Signor Vitalis lalu ada anjing2 dan seekor kera!


*tiinngg*


Pikiran gua langsung melayang ke salah satu film seri kartun yang dulu pernah ditayangkan RCTI. Gua jadi bersemangat karena somehow gua ngerasa ini buku pasti sama dengan salah satu film kartun terbaik yang pernah gua tonton itu, yang ngga hanya memanjakan mata dari segi cakepsnya gambar tokoh2nya, tapi juga dari segi cerita itu kuat and berkesan!


Harap2 cemas, gua putuskan untuk membeli nih buku, dan membacanya lembar demi lembar. Menelusuri kisah Remi itu serasa membuka kembali laci kenangan yang hanya samar2 gua inget dari kartun yang gua tonton sekian belas tahun silam (lupa sih tepatnya kapan tayang di RCTI, hahaha, tapi pastinya udah lamaa bangets, seinget gua sih satu periode sama Candy2 boo!).


Jadi, setelah pembukaan yang panjang itu, siapakah Remi yang sebatang kara itu?


Remi adalah bocah lelaki kecil yang tinggal di Chavanon, salah satu desa paling miskin di Perancis. Remi hanya tinggal berdua dengan Ibu Barberin karena Pak Barberin mengadu nasib di Paris sebagai tukang batu. Walaupun hidup kekurangan, berkat Rousette, sapi mereka, Remi dan ibunya tidak kelaparan karena mereka masih bisa menikmati susu, krim serta mentega.


Barulah ketika Pak Barberin mengalami kecelakaan, ia memutuskan pulang kembali ke desa untuk hidup bersama dengan istrinya, dan ia terkejut mendapati Remi masih tinggal di rumahnya.


Dari percakapan Pak Barberin dan Bu Barberin, Remi baru tahu kalau ia ternyata hanyalah anak angkat, yang ditemukan Pak Barberin di kota Paris. Berpakaian bagus dan terlihat mahal, Pak Barberin menyerahkan Remi ke polisi tapi tidak ada yang melaporkan kehilangan anak, sehingga pilihannya hanya dua, menyerahkan Remi ke panti asuhan atau meminta kesediaan orang yang ada di kantor polisi untuk merawatnya. 


Pak Barberin akhirnya membawa Remi pulang karena polisi tadi bilang kalau nanti Remi dijemput orangtuanya, tentu saja Pak Barberin akan mendapatkan sejumlah uang karena telah merawat anak mereka. Tahun demi tahun berlalu tapi tidak ada yang mendatangi kediaman eluarga Barberin untuk mencari Remi. Anak kandung keluarga itu meninggal dunia, karena itulah Bu Barberin memutuskan untuk membesarkan Remi sebagai pengganti anaknya, walau Pak Barberin telah mewanti2nya agar segera menyerahkan Remi ke panti asuhan. Namun Bu Barberin tidak pernah melakukannya, ia menyayangi Remi seperti anaknya sendiri dan karena Pak Barberin jarang pulang ke rumah, ia tidak pernah tahu istrinya tidak mentaati perintahnya.


Sampai hari di mana Pak Barberin kembali pulang karena sidang pengadilan atas kecelakaan yang dialaminya telah selesai. Ia kalah dan tidak mendapat kompensasi uang. Tidak punya kerjaan, dan uang mereka juga sudah habis untuk menyewa pengacara, Pak Barberin mengatakan pada istrinya bahwa mereka tidak bisa lagi merawat Remi karena untuk bertahan hidup sendiri saja sudah sulit.


Pak Barberin lalu mengajak Remi untuk menemui Pak Walikota agar Panti Asuhan membayarkan sejumlah uang sebagai ganti biaya yang dikeluarkan Pak Barberin selama merawat Remi. Di tengah perjalanan, teman lama Pak Barberin mengajaknya mampir di kedainya dan di sanalah Remi untuk pertama kalinya bertemu dengan Signor Vitalis, seniman jalanan yang mencari uang dari atraksi ketiga anjing dan monyet peliharaannya.


Signor Vitalis berniat menyewa Remi untuk ikut dalam pertunjukan jalanannya, ia bersedia membayar Pak Barberin 20 franc setahun, awalnya Pak Barberin menolak karena menurutnya ia bisa mendapatkan 10 franc per bulan dari panti asuhan. Tapi Signor Vitalis mengingatkan bahwa dengan uang segitu Pak Barberin tetap harus memberi makan Remi, belum lagi bisa pihak Panti Asuhan malah tidak mau membelinya uang sama sekali, jadi akan lebih baik Pak Barberin menyerahkan Remi padanya.


Setelah melalui negosiasi alot, akhirnya disepakati 'harga' Remi adalah 40 franc, dan Signor Vitalis sendiri yang menjemput Remi di tempat kediamannya keesokan harinya. Remi tidak sempat mengucapkan selamat tinggal pada satu2nya ibu yang selama ini dikenalnya, ibu yang amat disayanginya karena pagi2 sekali Pak Barberin telah menyuruh Bu Barberin pergi agar tidak mencegah ketika Signor Vitalis membawa Remi pergi.


Bersama Signor Vitalis, Remi menjelajah kota demi kota di Perancis. Dari desa ke desa mereka mengadakan pertunjukan untuk mendapatkan uang demi menyambung hidup. Terkadang mereka mendapatkan sambutan hangat dan uang yang dikumpulkan bisa dibelikan makanan yang mengenyangkan seluruh rombongan, tapi tidak jarang mereka harus tidur sambil menahan lapar karena minimnya uang yang mau dikeluarkan oleh orang yang menonton pertunjukan mereka.


Rasa sayang Remi mulai tumbuh pada Signor Vitalis, walau statusnya sebagai majikan tapi Signor Vitalis tidak pernah memperlakukannya dengan buruk, bahkan bisa dibilang Signor Vitalis amat baik padanya, tapi tetap saja Remi merasa segan untuk mendemonstrasikan rasa sayangnya secara nyata, walau berulang kali ia merasa ingin memeluk bapak tua itu karena rasa haru. Remi bahagia dengan kehidupannya yang berpindah2, karena ia merasa tidak sendiri. 


Ketiga anjing Signor Vitalis, yaitu Capi, Zerbino dan Dulce seringkali menjadi pelipur laranya. Sampai suatu hari, dikarenakan ulah salah seorang petugas polisi yang memenjarakan Signor Vitalis selama 2 bulan, Remi harus mengembara sendirian bersama rombongannya. Signor Vitalis pintar bernyanyi dan bermain biola, dan walau Remi juga sudah bisa bermain harpa sendiri, tetap saja kharisma Signor Vitalis tidak dimilikinya dan Remi pesimis ia akan sanggup menghasilkan uang untuk menyambung hidup mereka sambil menunggu masa pembebasan majikannya itu.


Beruntung Remi bertemu dengan nyonya baik hati, Mrs Milligan bersama anaknya, Arthur yang mengajak mereka semua tinggal di kapal The Swan sampai waktu Signor Vitalis di penjara berakhir. Remi senang menghabiskan waktu bersama ibu dan anak tersebut, selain tidak perlu mengkuatirkan soal makanan, walau hanya sekejap Remi kembali merasakan kasih sayang seorang ibu dan Arthur juga sudah menganggapnya sebagai saudaranya.


Bahkan Mrs Milligan berniat membawa Remi kembali ke rumahnya dan memintanya resmi pada Signor Vitalis. Tapi Signor Vitalis menolaknya. Katanya pada wanita itu..


"Aku sayang anak itu, dan dia sayang padaku. Pelajaran hidup yang kuberikan padanya akan baik untuknya, jauh lebih baik dari daripada yang akan dia peroleh bersama Anda. Anda akan memberinya pendidikan, itu benar, Anda akan membentuk pikirannya, tetapi bukan karakternya. Hanya dengan belajar menghadapi kesulitan2 hidup, karakter Anda akan terbentuk. Dia tidak bisa menjadi anak Anda. Dia akan selalu menjadi anakku. Itu lebih baik daripada menjadi mainan untuk anak Anda yang sakit, semanis apapun dia. Aku juga akan mengajari anak Anda." (halaman 134)


Remi sedih harus berpisah dengan Mrs Milligan dan Arthur, tapi tidak ada waktu bersedih, hidup terus berjalan. Pada musim Semi, Panas dan Gugur, keadaan tidak terlalu bermasalah tapi ketika Musim Dingin tiba, di sinilah masalah dimulai karena mereka berkelana dari satu tempat ke tempat lainnya dengan berjalan kaki, dan seringkali harus menempuh sekian jam perjalanan sebelum ada tempat persinggahan. Salju yang turun, dingin yang menggigit dipastikan membuat perjalanan menjadi lebih berat bagi setiap anggota rombongan, terlebih buat Pretty Heart, sang monyet yang mudah masuk angin. 


Suatu hari mereka terjebak dalam badai salju, untunglah mereka bisa menemukan gubuk penebang kayu di tengah hutan hingga mereka bisa berlindung dari amukan salju yang dinginnya menusuk hingga ke tulang. Signor Vitalis dan Remi bergantian berjaga agar api tetap menyala, tapi ketika tiba giliran Remi, tanpa sadar ia ketiduran dan ketika terbangun, Zerbino dan Dulce sudah tidak ada di dalam gubuk! Suasana di luar terlalu gelap hingga mereka terpaksa menunggu hingga matahari terbit sambil berdoa agar kedua teman mereka baik2 saja.


Ketika pagi datang menjelang, mereka hanya menemui kenyataan pahit karena tampaknya Zerbino dan Dulce telah dibawa gerombolan serigala. Remi tak henti menyesali kelalaiannya. Rombongan yang tersisa melanjutkan perjalanan dengan muram, sedih karena kehilangan 2 teman setia mereka, ditambah lagi keadaan Pretty Heart yang sedang sakit dan kedinginan. Signor Vitalis mengajak mereka semua mencari tempat penginapan yang hangat agar mereka bisa membungkus Pretty Heart dalam selimut tebal hingga tubuhnya tidak lagi kedinginan. Tapi semuanya terlambat. Lagi2 mereka harus mengucapkan selamat tinggal, kali ini pada Pretty Heart yang walau kadang tingkahnya menjengkelkan, namun ia telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kelompok kecil ini. 


Apalagi yang bisa mereka lakukan untuk bertahan? 2 dari bintang pertunjukan anjing mereka telah berpulang, ditambah lagi Pretty Heart menyusul tidak lama kemudian. Dan musim dingin belum lagi berakhir. Signor Vitalis memberitahu Remi, demi kebaikan dirinya maka ia terpaksa menitipkan Remi pada temannya dan mereka baru bisa berjumpa lagi pada saat musim Semi sudah datang. 


Signor Vitalis membawa Remi menemui Garofoli namun Garofali sedang tidak di tempat, hanya ada Mattia yang ditugaskan menjaga sup yang digembok agar tidak bisa dicurinya. Sambil menunggu Garofali pulang, Signor Vitalis meninggalkan Remi bersama Mattia, yang dengan sukarela menceritakan kekejaman Garofali hingga menciutkan nyali Remi dan membuatnya bertanya2 apakah Signor Vitalis akan meninggalkannya dengan pria kejam ini. Remi menyaksikan sendiri betapa Garofali menyiksa anak2 "asuh"-nya yang kurang membawa uang setoran.


Signor Vitalis yang masuk ketika anak suruhan Garofali sedang mencambuk. Signor Vitalis geram sekali dan tidak jadi menitipkan Remi padanya. Jelas Remi merasa amat lega. 


Bertiga dengan Signor Vitalis dan Capi, Remi meneruskan perjalanan dalam udara dingin. Tapi tubuh tua Signor Vitalis tidak lagi sanggup menahan serbuan dingin. Setelah berjalan dalam salju yang terasa tak berujung, akhirnya mereka beristirahat di gudang seorang petani bunga. Mereka semua kelelahan hingga ketika baru menyentuh jerami, langsung saja mereka tertidur.


Ketika terbangun, Remi tidak lagi ada di dalam gudang, dalam kebingungan Remi baru tahu bahwa Signor Vitalis telah meninggal. Remi kembali merasa sebatang kara. Satu per satu yang disayanginya pergi meninggalkannya. Sepeninggal Signor Vitalis, Remi tidak tahu lagi apa yang harus dilakukannya. Ingin rasanya hidup bersama Mrs Milligan dan Arthur tapi ia tidak tahu di mana mereka berada. Kembali ke Bu Barberin, Remi yakin Pak Barberin tidak akan mau menerima kehadirannya.


Petani bunga bernama Monsieur Acquin menawarkan Remi tinggal bersama keluarganya, tentu saja Remi menyambut gembira tawaran itu. Akhirnya, Remi mempunyai keluarga yang selalu diimpikannya! 


Tapi kebahagiaan lagi2 enggan menyapa Remi lama2. Sekian tahun hidup dikelilingi saudara/i yang menyayanginya, malapetaka sudah mengintip dan siap menggeser kebahagiaan dari hidup Remi. 
Tempat tinggal Monsieur Acquin terkena badai, yang walau hanya berlangsung sebentar tapi memporakporandakan bunga2 yang telah siap dipanen hingga sebagian besar bunga hancur. Akibatnya Monsiue Acquin tidak bisa melakukan pembayaran yang harus dilakukannya setiap tahun selama 15 tahun.


Monsieur Acquin ditangkap dan dipenjara sementara anak2nya harus hidup terpisah dengan paman ataupun bibi mereka. Tidak ada yang mau mengambil Remi yang bukan kerabat asli mereka. Remi mempunyai ide untuk mengunjungi saudara2nya secara bergantian agar bisa menyampaikan kabar satu sama lain. 


Dalam perjalanan, Remi kembali bertemu dengan Mattia yang kondisinya telah jauh berbeda dengan saat dia masih bersama Garofali.


Remi masih ingat, ketika pertama bertemu Mattia di tempat Garofali, sorot mata Mattia yang semula lembut dan sedih berubah menjadi keras ketika membayangkan temannya akan mendapat hukuman. Kelak Remi baru tahu bahwa kalau hidup dengan orang2 jahat, lambat laun kita juga akan menjadi seperti mereka. (hal 184)


Tapi kini setelah lepas dari Garofali, Mattia menjadi sosok yang lebih ceria, seakan beban berat telah terangkat dari pundaknya. Dan Remi baru tahu bahwa Mattia ternyata jago memainkan beragam alat musik! Penuh semangat mereka bertiga dengan Capi kembali mengamen sepanjang perjalanan, kali ini dengan misi membeli sapi sebagai kejutan untuk Bu Barberin.


Mereka bahkan sampai minta tolong bantuin dokter hewan untuk memilihkan sapi yang sehat untuk mereka, karena seringkali Remi mendengar cerita para pembeli sapi merasa tertipu dengan kondisi sapi yang mereka beli. Sedikit demi sedikit akhirnya uang yang diperlukan mulai terkumpul. 


Penuh kegembiraan Remi mengunjungi rumah Bu Barberin yang terkejut dengan kedatangan Remi yang tidak pernah disangkanya! Kasih sayang Bu Barberin masih tidak berubah sedikit pun walau mereka telah lama berpisah. 


Dari Bu Barberin, Remi mengetahui bahwa orangtuanya mencarinya! Orangtua kandungnya! Waahh.. pantas saja Pak Barberin tidak ada di rumah, rupanya ia sudah kembali ke Paris untuk mencari Remi dan Signor Vitalis karena ketika dulu mereka berpisah, Signor Vitalis telah menetapkan tempat pertemuan mereka seandainya orangtua Remi ingin bertemu dengannya.


Rencana mengunjungi satu per satu saudara/i-nya terpaksa mengalami perubahan, Remi berniat mencari jejak keberadaan Pak Barberin karena Bu Barberin hanya mengetahui sedikit sekali info. Namun ternyata Pak Barberin sudah meninggal. Remi memang berhasil dipertemukan dengan orangtua kandungnya tapi kok beda bangets dengan bayangannya selama ini?


Selasa 3/4 (4:23 pm)


Rabu 4/4 (12:20 pm)


Menurut Bu Barberin, ketika ditemukan, Remi mengenakan pakaian yang indah sekali, pakaian yang hanya dikenakan oleh anak orang kaya. Tetapi orangtua yang 'ditemukan' Pak Barberin itu tinggal di daerah kumuh, dan tidak hanya itu, secara tidak sengaja Remi melihat dan mendengar selentingan bahwa orangtua 'kandung'nya itu pencuri dan sedang diuber2 polisi, hanya saja karena belum tertangkap basah dan kurangnya bukti, mereka belum bisa menangkapnya.


Mattia yang setia menemani Remi, mengingatkan bahwa mungkin saja orangtua ini bukanlah orangtua kandungnya, karena Remi tampak berbeda dengan keduanya dan tidak mirip dengan saudara/i kandungnya. Tidak tertutup kemungkinan, mereka justru orangtua yang menculik Remi ketika masih bayi dulu!


Belakangan baru diketahui, dugaan Mattia ternyata benar, dan 'otak' di balik penculikannya itu tak lain adalah pamannya sendiri yang merupakan saudara kandung ayah Remi! Kenapa sang paman melakukannya? Tentu saja karena harta! Ayah Remi meninggal ketika Remi masih kecil, pamannya berpikir dengan menyingkirkan Remi maka harta saudaranya itu akan jatuh ke tangannya.


Tetapii.. Arthur malah lahir tidak lama kemudian. Sang paman masih bisa bernapas lega karena sejak kecil Arthur sakit2an dan menurut dokter hidupnya tidak akan panjang. Sang paman bersabar walau ia seringkali kesal dengan kakak iparnya, yang berulang kali dengan kasih sayangnya berhasil membuat Arthur sembuh dari sakitnya.


Sayang beribu sayang, ajakan Mattia agar Remi meninggalkan orangtua "kandung"nya itu tidak ditanggapi hingga Remi harus mendekam di penjara karena dituduh menjadi kaki tangan dalam kasus pencurian (or pembobolan bank ya? lupaa ;p)


Bagaimana nasib Remi selanjutnya? Bisakah ia memperingatkan Mrs Milligan agar berhati2 terhadap iparnya yang sedari dulu punya segudang rencana jahat untuk menguasai harta kakaknya itu? Lalu berhasilkan Remi bertemu dengan Mrs Milligan dan Arthur serta hidup berbahagia bersama keluarga yang selama ini selalu diimpi2kannya?


Well, berhubung gua udah kebanyakan menggumbar isi cerita dari buku yang satu ini, maka untuk endingnya, gua persilahkan kalian membacanya sendiri aja yaa, hahahaha..


One thing for sure.. ini buku otree bangets, gua berharap Gramedia akan menerbitkan buku2 Hector Malot lainnya ;)


Mari membaca.. dan mari menenggelamkan diri serta melebur dalam cerita yang kita baca ^o^


Rabu 4/4 (12:30 pm)


-Indah-

1 raindrops:

alinaun said...

Mba Indah, buku-buku yang kita baca sama *Momo, Railway children, dll) :p*, genre kita hampir sama sepertinya dan kita ternyata sudah jadi teman ba Indah di goodreads(dulu kayaknya aku sekalian add kakak juga di sana)

tulisannya mba Indah bagus-bagus ya,.. :)

Post a Comment

thank you for coming and reading.. would love to hear your thoughts on the related post ;)