Gambar diambil dari :
http://www.focus2grow.com/blog/bid/76115/Are-your-sales-people-reaping-what-the-CEO-has-sowed
youtube is taken from here
Minggu lalu (13/1) dalam acara kebaktian, salah satu lagu yang dinyanyikan itu berjudul "Sukacita Penuaian", liriknya sebagai berikut..
~.*.~
"Sukacita Penuaian"
Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion
Keadaan kita seperti orang yang bermimpi
Waktu itu mulut kita penuh dengan tawa
Lidah kita dengan sorak sorai
Yang menabur dengan mencucurkan airmata
Akan menuai dengan bersorak-sorai
Yang berjalan menangis sambil menabur benih
Pasti pulang membawa berkas-berkasnya
~.*.~
Lirik lagu di atas diambil dari kitab Mazmur 125:5-6.
Mazmur 125:5 -> Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan airmata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
Mazmur 125:6 -> Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak sorai sambil membawa berkas-berkasnya.
Ayat dan lagu ini bukan pertama kalinya gua dengar, tapi baru kemaren gua merasa mendapatkan semacam 'pencerahan', hahaha.. telats bangets yaa, hahaha.. soalnya pas pertama dengar itu yang membuat gua terpesona-nya itu adalah bagian yang bertentangan, betapa airmata itu nantinya akan berubah menjadi sorak sorai, woohoo.. ain't it great?
Dan untuk sekian lamanya, hanya itu yang tertanam dalam benak gua, tapi ketika kemaren kembali mendengar dan menyanyikan lagu ini, gua baru 'ngeh' akan suatu hal lainnya, hal yang jauuuhh lebih penting dari 'pemahaman' gua sebelumnya akan ayat dan lirik lagu ini..
Coba diresapi lagi bagian reff-nya..
yang menabur dengan mencucurkan airmata
akan menuai dengan bersorak-sorai
yang berjalan menangis sambil menabur benih
pasti pulang membawa berkas-berkasnya
Kalau dulu penekanan gua itu selalu yang berkaitan dengan airmata, menangis dan sorak sorai.. kemaren gua seakan disadarkan mengenai poin "menabur"-nya itu sendiri, huahahahaha..
Menabur.. udah sering bangets khan kita dengar soal 'hukum' tabur tuai?! Cepat atau lambat kita pasti akan menabur apa yang kita tuai, dan kalau kita menabur benih ketimun, ya jelas ngga mungkin bangets akan menuai durian (kecuali beli di pinggir jalan atau di supermarket ;p).
Dan poin soal menaburnya ini sendiri menarik bangets kalau dibaca secara keseluruhan karena ngga disebutkan kita menaburnya itu dalam keadaan senang dan bahagia lhoo.. tapi coba dibaca lagi, menaburnya itu justru dalam keadaan sedih, tertekan, menderita yang membuat kita mencucurkan airmata dan menangis..
Ini poin penting yang krusial bangets.. bahwa dalam menabur itu ngga boleh berdasarkan perasaan kita belaka, tapi harus dilakukan dalam keadaan apapun, karena siapa yang bisa menjamin hari2 kita itu akan selalu diisi dengan tawa dan kebahagiaan? Bagaimana bila kita sedang memasuki periode susah, apa itu artinya harus berhenti menabur? Ya ngga juga khan..
Jadi yang perlu dipikirkan sekarang adalah.. apa yang ingin kita tuai suatu hari nanti? Kalau ingin menuai kebaikan, maka banyak2lah menabur kebaikan mulai dari sekarang, karena suatu hari nanti, walau waktunya tidak dapat ditentukan, tapi kita pasti akan menuai kebaikan juga ^o^
Dan lagu ini pun terngiang2 terus dalam kepala gua sepanjang hari kemaren, haha, walau sempat ada masa di mana gua lupa nadanya, huahahaha.. maklum, belum terlalu familiar :p
Senin 14/1 (8:16 am)
-Indah-
0 raindrops:
Post a Comment
thank you for coming and reading.. would love to hear your thoughts on the related post ;)