~when everything seems like it's falling apart, that's when God is putting things together just the way He wants it~ (unknown)
RSS

Sunday, March 3, 2013

Books : Dog Stories by James Herriot

"Dog Stories : Kisah2 Anjing"
James Herriot
Gramedia Pustaka Utama
Cetakan kedua, Juli 2010
Alih bahasa : Lanny Murtihardjana
Foto cover : Phase4Photography
Desain cover : Eduard Iwan Mangopang
ISBN : 978-979-22-5681-9


Minggu 3/3 (5:17 pm)

Sudah berminggu2 berlalu sejak gua memulai membaca buku "Dog Stories" karya James Herriot, bukan karena ceritanya ngga menarik, cuman emang mood baca gua itu lagi drop and karena udah lumayan lama ngga membiasakan diri membaca, speed baca gua itu jadi lambaaatt bangets, kayanya harus mencerna kata demi kata ketika deretan kata itu satu per satu masuk ke dalam otak.

Anywayy.. sampai gua mengetikkan ini, gua masih belum juga selesai membaca buku setebal 623 halaman ini, tapi baru saja menyelesaikan satu bab yang kisahnya demikian menyentuh gua sehingga I feel like I should write down about this immediately ketika perasaannya itu masih 'dapat' sebelum rasa itu berlalu dan kisah ini mungkin hanya menjadi satu dari sekian banyak kisah bagus lainnya yang pernah gua baca tapi seiring waktu itu kesannya memudar dan hanya samar2 teringat.

Dari 38 kisah mengenai anjing dan pemiliknya yang udah gua baca, ada 2 kisah yang menyentuh hati dan merupakan favorit gua sejauh ini.

~.*.~

Yang pertama akan gua bahas adalah yang baru saja selesai gua baca, yaitu kisah berjudul : Theo, si "Terrier Kedai Minum" yang dimuat sebagai kisah ke-38 dalam buku, yang bisa dibaca mulai dari halaman 456 sampai dengan 468.

Kenapa Theo terkenal dengan julukan "Terrier Kedai Minum"? Tidak lain dan tidak bukan karena ia selalu bisa ditemukan di kedai minum Drover's Arms menemani Paul Cotterell, tuannya, setiap malam mulai pukul delapan.

James Herriot, penulis buku ini yang sekaligus berprofesi sebagai dokter hewan yang mempunyai kecintaan khusus terhadap hewan2 kecil macam anjing dan kucing, merasa iri pada sikap Paul yang selalu terlihat tenang dan terkendali, sama sekali tidak menunjukkan kekuatiran ketika dia meminta James memeriksa kondisi Theo yang beberapa hari terakhir jalannya agak pincang, yang ternyata disebabkan karena ada kukunya yang patah. Sementara James merasa dirinya itu terlalu emosional, sama seperti para klien lainnya yang tampak cemas dan putus asa saat datang membawa peliharaan kesayangan mereka, dengan keluhan sekecil apapun. 

Tapi Paul berbeda. Bujangan terpelajar dan cerdas di usia akhir tiga puluhan ini memiliki sikap santai yang mengalir, perilakunya sopan dan tenang, seakan tidak ada yang mampu menyentuh perasaannya secara mendalam.

Sikap tenang Paul masih tidak berubah saat dia kembali menanyakan pendapat James mengapa Theo terlihat lebih kurus, awalnya Paul mengira Theo cacingan tapi udah diberikan obat cacing sekalipun, kondisinya tidak membaik. Dan James tercekat ketika di kesempatan berikut dia menyadari bahwa Theo terkena penyakit Hodgkin yang tidak ada obat untuk menyembuhkannya, obat2an yang ada hanya mampu meringankan gejalanya saja. 

James memberitahu Paul bahwa kondisi Theo akan memburuk, dan ini bisa berlangsung mulai dari beberapa minggu hingga 3 bulan. Paul yang menyadari bahwa Theo hanya akan menderita sepanjang sisa hidupnya, kemudian meminta James untuk menyuntik mati Theo sebelum dia benar2 menderita. 

Hanya satu permintaannya pada James, Theo disuntik setelah ia keluar dari pintu klinik. Wajah Paul terlihat tegar, ia hanya menepuk kepala anjingnya satu kali, mengucapkan selamat tinggal untuk kemudian berlalu. James merasa tindakan James rasional dan praktis, ia mampu melakukan apa yang benar sebab ia tidak dikendalikan emosi.

Kejadian penyuntikan mati Theo berlangsung hari Minggu, dan baru hari Selasa paginya James mendengar kabar tentang Paul yang meninggal bunuh diri karena tidak sanggup kehilangan anjing kesayangannya itu.

Dari induk semang tempat Paul tinggal selama 6 tahun terakhir sejak dia datang ke Darrowby, barulah James mengetahui suatu rahasia yang selama ini tidak pernah diketahui siapapun, bahwa Paul menderita depresi dan dokter memberinya pil untuk diminum secara teratur. Mungkin pengaruh obat2an itu pula yang membuat Paul terlihat secara emosional 'berjarak' dan tampak selalu tenang, padahal di balik sikap tegarnya itu, Paul sering merasa tertekan.

Entah mengapa, gua menangis ketika membaca cerita yang satu ini. Mungkin tanpa disadari di sekitar kita itu ada banyak sekali orang seperti Paul, bahkan mungkin di antara orang terdekat kita sekalipun! Mereka yang terlihat tegar dari luar, namun siapa yang tau badai apa yang sedang berkecamuk di dalam diri mereka. Seringkali mungkin tanpa sadar kita mengacungkan tangan dan menuding mereka tidak peduli karena mereka selalu terlihat 'berjarak' dan tidak mampu menampilkan emosi seperti manusia 'normal' lainnya yang tertawa ketika merasa senang dan menangis ketika sedih. Senang maupun sedih, tidak banyak perubahan dalam ekspresi wajah mereka, padahal berbicara mengenai hati, siapa yang tahu? Siapa yang tahu dan cukup peduli untuk menyingkap misteri di balik sikap dingin dan cuek seseorang?

Ada banyak Paul2 lain di sekitar kita, mungkin kita saja yang tidak cukup peka untuk mengenali keberadaan mereka dan hanya terpaku dengan apa yang terlihat oleh mata..

~.*.~

Kisah kedua yang juga menarik buat gua adalah kisah berjudul "Mrs. Donovan" yang dimuat di bab 10 dan bisa dibaca mulai dari halaman 115 hingga 130.

Mrs. Donovan adalah sosok eksentrik yang gemar berjalan kaki berkeliling desa dan memberikan puyer ajaib dan shampoo mujarab yang mampu meningkatkan mutu bulu anjing2. Mrs. Donovan melakukan aktivitasnya ini tidak sendiri tapi ditemani anjing terrier kesayangannya, Rex. Sampai suatu hari, Rex mati tertabrak dan Mrs. Donovan bersumpah ia tidak akan lagi mau memelihara anjing lainnya karena ia sangat menyayangi Rex dan tidak akan ada yang bisa menggantikan kedudukannya.

Sebulan setelah kematian Rex, tanpa terduga kehidupan Mrs. Donovan mulai dihiasi kehadiran Roy, seekor anjing Golden Retriever yang mengalami kasus kekerasan dan telah hampir setahun lamanya hidup dalam kegelapan gudang dengan menahan lapar dan terlupakan keberadaannya karena ditelantarkan pemiliknya. 

Golden Retriever termasuk jenis anjing penyabar yang ramah dan sama sekali tidak menuntut, jenis anjing yang memercayakan diri sepenuhnya pada manusia dan menerima perlakuan mereka tanpa mengeluh. Mungkin Roy hanya sesekali mendengking, sementara duduk tanpa akhir di tengah kegelapan sunyi yang selama ini telah menjadi dunianya.

Kehidupan Roy bisa dibilang berubah seratus delapan puluh derajat sejak ia berada dalam perawatan Mrs. Donovan yang memutuskan untuk mengambilnya.

Dan gua akan meng-quote kata2 yang dituliskan oleh James Herriot di halaman 127-128 karena kata2nya itu menurut gua powerful bangets.

"Kurasa kau bisa mengatakan bahwa itulah awal kehidupan Roy yang kedua. Sementara waktu terus berjalan, aku seringkali merenung. Pasti pemeliharaan Tuhan yang penuh belas kasihanlah yang telah memutuskan supaya anjing yang menjalani dua belas tahun pertamanya sebagai hewan terbuang, tidak diinginkan, dan hanya bisa menatap kegelapan berbau busuk itu dipindahkan dalam sekejap untuk menikmati terang, kebebasan dan limpahan kasih sayang. Menurutku, sejak kejadian itu tidak pernah ada anjing lain yang bernasib sebaik Roy."

Kata2 di atas itu begitu berkesan buat gua and gua rasa kita juga bisa menghubungkannya dengan kehidupan manusia. Betapa mungkin selama ini beberapa di antara kita merasa hidup dalam kemalangan demi kemalangan dan betapa ketidakberuntungan itu senang sekali datang menghampiri. Airmata dan penderitaan itu seakan sudah menjadi makanan sehari2. But one thing that we should never forget adalah.. dalam penderitaan sekalipun tangan kasih Tuhan tetap ada dan memelihara hidup kita, dan bukan hal yang mustahil bagiNya untuk mengubah kondisi kita itu dalam sekejap mata menjadi hidup yang penuh dengan hal2 baik.

And as always, yang perlu dilakukan adalah seperti yang Terry Perry pernah bilang dalam salah satu sesi wawancara dengan Oprah, yaitu.. just hold on.. a little bit longer, karena ada akhir untuk segala sesuatu. Bahkan hujan lebat yang dialami Nuh pun berhenti setelah 40 hari dan 40 malam lamanya tercurah dari langit. Banjir yang menutupi seluruh permukaan bumi itupun surut setelah 150 hari. 

Masakan tidak demikian juga halnya dengan kehidupan kita? Dalam segala pasang surutnya, walaupun mungkin fase surut dan kehidupan di lembah untuk beberapa orang itu terasa lamaaa sekali, tapi yakinlah pada waktunya nanti akan datang masa2 pasang dan kehidupan menuju puncak gunung ;)

Terima kasih untuk James Herriot untuk kisah2 yang dibagikannya dalam buku ini, terlebih untuk kedua kisah yang dibahas secara khusus dalam postingan ini.

God still talks until today.. bukalah hati agar kita dapat menangkap dan mengenali suaraNya yang seringkali merupakan jawaban atas doa kita :D

Have a blessed Sundayy everyone ^o^

Minggu 3/3 (6:24 pm)

-Indah-

0 raindrops:

Post a Comment

thank you for coming and reading.. would love to hear your thoughts on the related post ;)