~when everything seems like it's falling apart, that's when God is putting things together just the way He wants it~ (unknown)
RSS

Saturday, December 19, 2009

To Love & Be Loved


Gambar diambil dari :
http://pause4thought.pointofview316.com/uploaded_images/eternal_mates_swan_pair-740216.JPG

Banyak orang yang beranggapan bahwa mencintai dan dicintai itu sudahlah cukup.

In a way memang benar juga sih karena cinta adalah hal mendasar dalam kehidupan manusia.

Tapii.. tapii..

Seringkali ada satuu detail kecil yang sering terlupakan!

It's not enough to just love someone.

It's not enough to just be loved by someone else.

Yang lebih penting adalah mencintai dengan cara yang bisa dirasakan orang yang bersangkutan and dicintai dengan cara yang bisa kita rasakan, huahahaha :p

Cause boo.. beneran dhee!!

Loving someone in the wrong kind of wayy ituu bisa bikin orang yang dicintai itu merasa tercekik and megap2 kehabisan napas and malah berharapp..

"Udah dhee.. kalo gini cara elo mencintai guaa.. mending gua ngga usah elo cintai aja!"

Siapa yang salah?

Again.. haruskah ada yang salah? :p

Ada satu quote yang gua suka, dibilang gini :

"Just because someone doesn't love you the way you want them to, doesn't mean they don't love you the best way they know how!"

In a wayy.. gua setuju ama kata2 ituu..

And bener laahh.. kita khan ngga bisa memaksakan orang lain untuk mencintai kita persis dengan cara yang kita mau.

Lagian.. since they can't read our mind, gimana caranya mereka tau apa yang kita inginkan?

Satu2nya cara adalaaahh..

Yaa komunikasi lah boo!!

-paused on 19 Desember 2009 (12:07 am)-

Topic continues : Sabtu, 19 Desember 2009 (4:36 pm)

And, huahahaha.. ini gua baru menyadari sesuatu lagee hari inii..

Tahun ini memang sepertinya tahun di mana gua harus mengkonfrontasi diri gua sendiri :p

Sejak beberapa waktu lalu gua berasa bangetss.. apa2 yang pernah gua ucapkan or tuliskan.. langsung dihantam balik ke gua, seakan Tuhan ingin menguji gua.. do you really believe in those things that you said or wrote?

Seperti misalnya kemaren ini pas gua abis ngetik soal.. hmm.. gua kok lupa yaa gua abis nulis apaan persisnya, ahahaha.. tapi kurang lebih soal badai kehidupan githu dhee..

Well.. inti dari tulisan gua saat itu adalah.. kadang kita mungkin merasa Tuhan itu ngga adil karena terus "menimpakan" unfortunate things ama kita.. tapii.. kalo mo main hitung2an ama Tuhan, in the end kita bakal malu sendiri.. karena berkat yang telah dia limpahkan ke kita itu jauuuuuh lebih banyak dibanding cobaan yang dia kasih.

And satu lagii.. pada saat kita sedang diberkati, jaraaaaang bangets di antara kita yang bertanya kepada Tuhan, "Kenapa saya, Tuhan?", sementara kalo lagi ketiban 'sial', waahh.. buru2 teriak ama Tuhan, "Whyy mee, God?!"

And you know what..

Ngga lama, ngga nyampe seminggu abis gua nulis hal itu.. badai datang menghantam gua lagi, huahahaha..

Ampe gua soo speechless, kaga bisa nangis lagee.. and malah akhirnya jadi ketawa aja dhee, huahahaha..

*tawa getir tentunyaa.. kalo tawa bahagia mah tentunya saat ini gua udah nangkring di salah satu RSJ terkenal di kawasan Grogol kali yaa :p*

Menarik sih sebenernyaa..

Menarik betapa mungkin Tuhan mo mengajarkan ama gua..

"Indaaahhh.. do you really believe in things that you ever said or wrote?"

Well.. in a way, tentunyaa gua percaya donks, kalo gua ngga percaya.. ngapain juga cape2 gua ketikan or ucapkan, bukan?

Tapii akhirnya belakangan gua nyadar..

Kadar "percaya" gua ama kata2 yang gua ucapkan or tuliskan itu baru nyangkut di mulut karena gua belon bener2 meresapi apa yang gua tuliskan atau ucapkan karena sometimes apa yang gua ucapkan or tuliskan itu adalah kata2 yang I know I should've listen tapi ngga ada orang lain yang bisa mengucapkannya sama persis seperti apa yang perlu gua denger, jadii.. gua perlu untuk mengucapkannya ke diri gua sendirii.. mumpung gua lagi inget, ahahaha :p

Soo.. ujian itupun datang dengan dikasihnya cobaan untuk mengkonfrontasi diri gua sendiri.

As if God said to me..

"Theree.. sekarang dirimu telah dihadapkan pada situasi seperti apa yang kamu percayai itu. Sekarang, apakah kamu benar2 percaya akan apa yang kamu ucapkan?"

And at that time..

I finally realize.. I do believe those words I said or wrote!

Okayy okayy.. melenceeeenngg..

Back to topic about to love and be loved.

Ini masih rada berhubungan ama topik gua soal "a cry for help" sih.

Buat refresh your memory bisa liat ke :

http://womenstalk2009.blogspot.com/2009/12/revolutionary-road-cry-for-help_17.html

And ini juga rada nyambung ama postingan gua lainnya di :

http://special4fbnotes.wordpress.com/2009/10/21/comfort-me-please/

Yupp.. gua termasuk salah satu dari mereka yang susaaaahh untuk ngomong langsung.. and "help" itu adalah kata yang paling susaaaahh gua ucapkan dibanding "terima kasih" or "maaf" (walau maaf juga sebenernya rada2 susah seeh :p)

Naahh.. lucunyaa..

Tuhan tuh seakan mo mengajak gua untuk ngeliat dari sisi orang lain.

Hari ini gua seakan "dibukakan" mata akan hal seperti yang pernah dibilang temen gua di komennya di post "A Cry For Help" gua.

Pas si Dewi komen :

"uhm....siapa yg bisa disalahin ya klo cry for help nya gak kedengaran sama orang lain? Benarkah selalu salah orang lain? G gak setuju sih. Mungkin ada salah orang lain, tp kita juga salah karena gak ngomong terus terang apa yg ada dalam hati kita. I know it's not easy. Tapi kita dikasi suara utk mengekspresikan suara hati jg kan? Gak semua orang bisa peka dan ngebaca cry for help lho. Apalagi klo orgnya poker face."

Yupp.. komennya si Dewi yang itulah yang "menghantam" gua hari ini ketika gua dipertemukan dengan orang yang mirips ama gua, orang yang selalu menyimpan semuanya sendiri.. orang yang hanya bisa berharap ada orang di sekitarnya yang cukup peka untuk mendengar jeritan minta tolongnya.

Tapi hal ini bikin gua jadi mikir..

Ketika elo hanya diam ketika orang yang elo cintai menyakiti elo (terlepas dari sengaja ataupun ngga), siapa yang salah kalo orang tersebut terus melakukan hal yang sama ke elo yang membuat elo makin sakit hati tiap kali dia melakukan perbuatan elo?

Salah siapa?

Kali ini harus ada yang salah, huahahaha..

And menurut gua yaa jelas salah dua2nya lah!

Si pihak yang tersakiti bersalah karena ngga bilang ke pihak yang menyakiti kalo apa yang dilakukannya itu telah menyakiti dirinya.

Karena kadang.. orang tuh ngga nyadar kalo perbuatannya udah menyakiti seseorang.

Ini bisa jadi karena kurangnya kepekaan.. tapi bisa juga simply karenaa.. tolak ukur kita itu beda2.

Sesuatu yang dianggap wajar2 aja oleh seseorang mungkin menjadi sesuatu yang luaaarr biasa menyakitkannya buat kita!

Orang yang besar di lingkungan di mana dirinya udah terbiasa mendengarkan kata2 makian seperti brengsek, najis, dllsb.. secara ngga sadar kata2 itu udah terekam dalam otaknya and kebawa2 dalam percakapan sehari2 and arti dari kata itu sendiri mungkin udah ngga terlalu "bermakna" untuk sang pengucap.

Naahh.. kalo orang macam itu married ama orang yang dibesarkan di lingkungan keluarga yang penuh kasih sayang and ngga pernah sekalipun selama hidup bersama dengan keluarganya dia mendengar satu kata makian pun, bisa2 terjadi guncangan kebiasaan ketika mendengar pasangannya melontarkan kata2 itu kepadanya ketika sedang kesal.

Misalnya gini :

"Brengseeekk.. elo bisa ngga sih diam dikit!!"

Bahasa halusnya : Sayaaangg.. tolong jangan terlalu berisik yaa, saya perlu berkonsentrasii..

Naahh.. si pasangan yang ngga terbiasa mendengar kata "brengsek" itu tentunya bisa lumayan terguncang dan tersakiti hatinya ketika mendengar kata itu terlontar dari mulut pasangannya and mungkin jadi nanya2 berkepanjangan emangnya udah salah apa sih dirinya sampai2 pasangannya menyebutnya "brengsek".

Tapii.. kalo dia hanya diam saja and menelan itu bulat2 tanpa mengutarakannya pada pasangannya yaa bukan ngga mungkin toh kalo pasangannya itu akan kembali mengulangi "kesalahan" yang sama besok2?

Pertamaa.. karena dia udah terbiasa.

Keduaa.. dia khan ngga tau kalo itu dianggap "salah" oleh pasangannya.

Soo.. siklus akan kembali berputar tanpa henti yang akan menorehkan luka yang semakin dalam dari hari ke hari seiring dengan makin seringnya kata itu terlontar tanpa kendali.

And si pihak yang menyakiti itu juga ngga sepenuhnya bebas dari kesalahan sih.

Harusnya dia cukup peka untuk menyadari bahwa ngga semua orang itu sama seperti dirinya yang terbiasa mengucapkan dan mendengar kata2 kasar. Seharusnya dia mengambil waktu sesekali untuk mengamati perubahan air muka pasangannya karena itu mungkin mengindikasikan bahwa ada sesuatu yang "salah".

Komunikasi.

Menarik yaa..

Selama ini gua ngga pernah menyadari betapa "komunikasi" itu memegang peranan penting dalam kita berinteraksi dengan manusia lainnya, apapun hubungan kita dengan orang itu, komunikasi itu ternyata penting.

And kita perlu untuk menguasai berbagai "seni" dalam berkomunikasi karena tiap orang mempunyai karakter yang berbeda sehingga tentu aja dalam berkomunikasi dengan si A kita mungkin harus menerapkan cara yang berbeda dengan bila kita berkomunikasi dengan si B or si C.

Wahh waahh..

And bagaimana caranya?

Hmm..

Menurut gua coba dhe luangkan waktu untuk mengamati.

Karena dengan seringnya berinteraksi dengan seseorang, dengan mengajaknya untuk bertukar pikiran.. sedikit banyak kita bisa menyimpulkan (walau belon tentu benar :p) orang yang kita hadapi itu tipenya seperti apa seeh.

Secara garis besar aja ngga perlu ampe mendalam karena untuk mengenal diri kita sekalipun diperlukan proses seumur hidup, apalagi untuk mengenal orang lain!

Tapii.. kalo emang orang itu adalah orang yang penting buat elo.

Kalo orang itu adalah orang yang elo cintai or sayangii..

Please dhee..

Really take time to observe and perbaiki cara kalian berkomunikasi karena terkadang kurangnya komunikasi or cara berkomunikasi yang salah itu bisa membikin runyam sesuatu yang sebenernya "sederhana".

And another thing I've learned itu adalaahh..

Emosi itu yaa boo.. beneran dhee!!

Bener2 bikin masalah jadi even more complicated than what it should be! Huahahaha..

Bukan berarti elo harus jadi orang yang so very rational juga, karena tanpa emosi kita ngga ada bedanya dengan robot boo..

Tapii.. kalo apa2 dibawa emosii.. percayaa dhee.. elo ngga hanya akan cape sendirii, tapi elo juga akan bikin cape orang lain and pastinyaa masalah akan semakin berlarut2 and susaaahh untuk mendapatkan jalan keluarnya karena pandangan mata elo akan "kabur" tertutup oleh kabut emosii :p

Another thing is yang perlu diingat adalahh..

Kalo inside elo ngerasa terluka.. pleasee.. sembuhkan luka hati elo sendirii.. jangan lampiaskan rasa terluka elo ama orang lain karena elo hanya akan menyakiti mereka yang mungkin akan menyakiti elo balik yang pada akhirnya hanya akan membuat luka hati elo semakin mendalam!

Elo harus menolong diri elo sendiri untuk sembuh!

Iyaa.. karena in the end hanya orang2 yang "terluka" aja yang akan menyakiti orang lain.

Karena happy people don't have time to hurt others karena perasaan yang ada dalam dirinya itu dipenuhi kebahagiaan yang membuncah yang ingin dibagikannya dengan orang2 di sekelilingnya ;)

Soo..

Would you like to be a happy person who shares the happiness with others?

Or.. would you prefer to be a hurt person who constantly has this unconscious desire to hurt others?

The choice is yours..

But I do hope you'll choose the first one karena dunia ini membutuhkan lebih banyak orang2 yang berbahagia akan diri mereka.

Dan seperti biasaa.. rasanya postingan gua kaga nyambung ama judul, huahahaha :p

Mulailah membiasakan diri kalian dhe, hihihi..

Ciaoo..

Topic ended : 19 Desember 2009 (6:36 pm)

-Indah-
the soul traveller

2 raindrops:

Silke said...

Memang kita hrs bisa menyadari atau lebih tepatnya sensitif dgn apa yg orang lain rasakan. Walaupun memang itu bkn hal yg mudah, krn apa yg kita rasa wajar buat diri kita belom tentu bisa diterima oleh orang lain. Kebanyakan manusia lbh mementingkan egonya sendiri hingga membuat mereka kurang atau bahkan tdk peka dgn perasaan orang lain..

Begitu jg dgn rasa cinta dan mencintai itu sgt rumit, kita perlu mengkomunikasikannya dgn baik kalo ingin merasa bahagia... ^ ^
Namun tiap org itu berbeda2, ada yg berani dgn lugas mengkomunikasikannya tanpa ragu dan canggung. tapi buat sebagian orang hal itu sulit untuk mengkomunikasikanya krn dia tdk terbiasa.

-Indah- said...

Which one are you, Sil? Hehehehe.. tipe yang bisa dengan lugas menyampaikan apa yang elo rasakan or yang sulit?

Lucu juga sih betapa gua dulu ngga pernah menganggap komunikasi itu penting tapi ternyataa banyak juga hubungan yang ngga berjalan dengan baik karena buruknya cara orang2 itu berkomunikasii..

Kalo komunikasi udah lancar tapi masih buruk juga hubungannyaa yaa.. nasiibb, huahahahaha :p

Post a Comment

thank you for coming and reading.. would love to hear your thoughts on the related post ;)