Picture is taken from :
http://halloween-images.com/picture/oak-tree-without-leaves-000084594648
Sabtu 16/3 (8:01 pm)
Udah sejak beberapa minggu yang lalu, ketika kembali melihat pohon meranggas dekat rumah, gua teringat akan postingan yang pernah gua bikin sekian tahun silam.
Pengen mosting ulang tapi tadinya mau nunggu gua berhasil menjepret pohonnya langsung, tapi apa dayaa.. itu pohon udah keburu kembali berdaun, hahahaha.. jadi akhirnya nyomot gambar dari internet aja dhe :)
Berikut akan gua posting ulang tulisan gua tentang pohon meranggas ini yang diambil dari blog gua lainnya :D
~.*.~
Pohon meranggas.
Entah mengapa, saya senang mendengar kata itu.
‘Meranggas’ bisa diartikan sebagai kondisi di mana daun-daun sedang dalam masa berguguran sehingga yang tersisa hanyalah batang, dahan dan ranting saja.
Postingan mengenai pohon meranggas ini terinspirasi oleh pohon yang ada di pinggir kali dekat rumah saya. Pohon yang telah melalui beragam macam cuaca selama sekian tahun dan entah telah berapa banyak daun yang digugurkannya namun sampai dengan saat ini, pohon tersebut masih hidup.
Terkadang di waktu saya melihat pohon ini ketika dirinya dalam keadaan tanpa daun, yang terlintas di benak saya adalah pohon ini tampaknya sudah mendekati akhir usia hidupnya dan ia tidak mungkin dapat bertahan menyambut musim berikutnya. Akan tetapi ternyata tidak demikian kejadiannya.
Setelah mengalami proses perontokkan daun dan hanya menyisakan kerangka pohon berupa dahan, ranting dan batang yang tampak mengenaskan, hanya dalam hitungan hari sudah tumbuh tunas-tunas daun muda yang bermunculan satu per satu dan tidak lama kemudian kembali memenuhi seluruh tempat yang tersedia dan pohon meranggas tadi pun kembali menjadi pohon rimbun yang siap menaungi siapa saja yang ingin berteduh di bawahnya.
Hebat ya! Dan kondisi ini telah sekian kalinya dialami oleh pohon yang sama namun tetap saja setiap kali saya melihatnya pada saat sedang ‘meranggas’, yang selalu terbayang di benak saya adalah tampaknya pohon ini tahun depan sudah tidak akan ada lagi namun sampai dengan saat ini, dugaan saya terbukti selalu salah.
Dan akhirnya setelah sekian tahun melihat dan menyaksikan siklus hidup pohon meranggas ini, barulah saya dapat memetik beberapa pelajaran dari si pohon meranggas.
Waahh, lama ya waktu yang saya butuhkan untuk dapat belajar dari pohon yang telah dengan setia memberikan pelajaran hidup untuk siapapun yang mau mengambilnya.
Dan seakan ‘alam’ merestui saya untuk mulai memetik pelajaran, tidak terlalu lama setelah saya mulai terpikir akan si pohon meranggas, sang pohon ini pun benar-benar berada dalam kondisi meranggas dan ketika itulah saya mendapatkan semacam ‘pencerahan’ melihat kondisinya yang sedang meranggas.
Maka dari itulah postingan ini saya buat untuk berbagi tentang pelajaran yang saya dapatkan dari sang pohon meranggas.
Pertama.. Jangan mudah menyerah!
Saya rasa kehidupan kita bisa diibaratkan seperti siklus pohon meranggas ini ya. Akan ada saat-saat menyenangkan yang kita alami namun terkadang saat-saat yang menyedihkan tidak terhindarkan.
Ibarat suatu lingkaran, selama masa hidup kita di dunia ini kita akan mengalami masa yang dipenuhi derai canda tawa lalu berganti menjadi tangisan penuh airmata, kemarahan terpendam, sukacita, dan berbagai macam emosi lainnya.
Akan tetapi yang perlu kita ingat adalah akan matahari akan selalu kembali bersinar sehabis turunnya hujan. Demikian juga dengan hidup kita, setelah melalui saat-saat suram dan kelam, percayalah bahwa kebahagiaan telah menanti.
Hanya terkadang kita kurang sabar menantikan datangnya hari-hari yang membahagiakan itu dikarenakan kita menjadi terlalu terpuruk ketika mengalami pencobaan. Hal ini juga sebagai poin untuk mengingatkan diri saya sendiri.
Pelajaran berikutnya yang bisa saya ambil adalah..
Kedua.. Milikilah akar yang kuat.
Iya, betul sekali, saya melihat salah satu hal yang menjadikan pohon ini dapat tetap bertahan melewati berbagai macam cobaan musim adalah karena ia memiliki akar yang kuat.
‘Kebetulan’ pohon ini khan letaknya di pinggir kali maka saya rasa akarnya ada yang membenamkan diri sampai ke dasar kali. Dan seperti yang telah kita ketahui bersama, air adalah sumber kehidupan bukan? Jadi, daun boleh berguguran namun selama mendapatkan sumber air yang cukup, selalu ada harapan akan tumbuhnya tunas-tunas muda yang baru.
Begitu juga halnya dengan manusia. Kita harus memiliki pondasi iman yang kuat sehingga ketika badai datang menghantam dan menerjang tanpa ampun, kita bisa bertahan dan tetap berdiri di atas kaki kita sendiri ketika badai akhirnya berhenti.
Dalam kitab Matius 7:24-27 dibilang agar kita membangun rumah di atas batu dan jangan di atas pasir jadi ketika badai menggelora, rumah kita tetap dapat berdiri kokoh dan tidak turut tersapu bersih oleh hantaman ombak seperti yang dialami oleh rumah yang didirikan di atas pasir.
Sudahkah saya memiliki landasan iman yang kuat? Karena sepertinya dalam menghadapi cobaan hidup, saya lebih sering terjatuh, tersungkur, terjerembab dan terkadang lupa untuk segera bangkit berdiri lagi dan melanjutkan perjalanan. Terima kasih ya, pohon, telah mengingatkan saya akan pentingnya memiliki landasan iman yang kuat.
Hal ketiga yang saya pelajari dari pohon meranggas ini adalah.. Selalu silih berganti.
Iya, hal ini menjadi semacam pengingat untuk saya bahwa segala hal dalam hidup kita selalu datang dan pergi silih berganti. Dalam kasus si pohon meranggas, dedaunanlah yang selalu silih berganti sementara akar, batang, dahan dan ranting akan selalu bersama dengan sang pohon melewati berbagai macam musim kehidupan.
Untuk poin yang satu ini saya mengaitkannya dengan orang-orang yang akan selalu datang dan pergi dalam hidup kita dan hal ini memang tidak terhindarkan dalam hidup. Selalu akan ada perjumpaan dan perpisahan.
Namun seperti halnya si pohon meranggas, banyak orang yang mungkin hanya sekedar numpang lewat dalam hidup kita namun mereka yang mempunyai arti penting dalam hidup kita akan selalu ada di dalam hati dan hidup kita, melewati berbagai macam badai kehidupan dalam hidup kita.
Berbahagialah kalian yang memiliki orang-orang yang tetap tinggal bersama kalian melewati berbagai macam fase dalam hidup kalian. Hargailah kehadiran mereka karena kalian telah menemukan salah satu ‘harta karun’ kehidupan yang tidak ternilai harganya.
Masih belum bosan belajar dari si pohon meranggas ini? Mari kita lanjutkan.
Keempat.. Jangan bergantung pada manusia.
Salah satu faktor yang menyebabkan pohon meranggas itu bisa tetap hidup adalah karena ia tidak menggantungkan kelangsungan hidupnya pada manusia dengan berharap manusia tidak lupa menyiraminya tiap hari.
Hal ini mengingatkan saya akan hidup saya. Memang benar, hanya kepada Tuhan saja lah kita harus memasrahkan hidup kita karena Dia lah yang akan selalu memelihara kita apapun yang terjadi dalam hidup kita.
Jangan berharap pada manusia karena suatu saat nanti manusia akan mengecewakan kita. Berharaplah hanya kepada Tuhan karena hanya Dialah satu-satunya yang akan selalu menyertai kita dalam setiap langkah yang kita tempuh dan pada setiap jalan yang kita lalui.
Aahh.. Pohon, kembali kamu mengingatkanku akan Tuhan, terima kasih ya. Memang benar sekali pelajaran yang kamu berikan itu.
Kelima.. Terkadang kita itu lebih kuat daripada yang orang lain kira.
Bukti nyatanya adalah si pohon meranggas yang jadi topik hangat perbincangan kita kali ini. Sekian tahun melihat dirinya meranggas dari tahun ke tahun, tetap saja saya selalu mempunyai komentar yang sama ketika melihat dirinya sedang meranggas, yaitu : Kira-kira kali ini masih bisa bertahan tidak ya pohon ini?
Bukan, bukannya saya mengharapkan kematian pohon ini, hanya saja siapapun yang melihat kondisinya pada saat meranggas, pasti akan mempunyai pemikiran yang sama dengan yang melintas di benak saya ketika melihatnya.
Tetapi ternyata, pohon yang sama yang sering saya ragukan ketahanannya ini terbukti selalu berhasil melebihi anggapan dan harapan yang tanpa sadar saya sematkan kepadanya. Setiap kali tunas-tunas daun mudanya bermunculan, saya selalu terpesona walau sebelumnya saya selalu ragu ketika melihatnya sedang meranggas.
Inilah yang saya pikir perlu kita pelajari dari si pohon meranggas ini, yaitu untuk tidak menjadikan komentar orang lain sebagai dasar landasan dari semangat pantang menyerah kita. Kita harus punya keyakinan dalam diri kita sendiri dan kita juga harus belajar untuk menyemangati diri kita di kala sedang bersusah hati.
Terkadang, ketahanan dan kekuatan kita dalam menghadapi cobaan itu jauh lebih besar daripada yang orang lain harapkan dari kita, atau bahkan melebihi dari yang kita pikir sanggup kita tanggung.
Sesekali kita memang perlu untuk menulikan telinga terhadap perkataan orang lain yang meragukan kemampuan kita karena perkataan yang negatif memiliki efek sampingan yang bisa menjatuhkan mental kita. Perlu kita ingat bahwa tidak semua komentar bertujuan membantu kita mencapai keadaan yang lebih baik daripada kondisi yang kita alami sekarang.
Bahkan pujian sekalipun bisa menjadi pedang bermata dua yang selain bisa menjadi suntikan penambah semangat, namun bisa diserap secara berbeda maka bisa menjadi seperti pisau yang siap memotong tali yang akan menyebabkan kita menjadi terjatuh.
Orang yang ada di ‘bawah’ (dalam hal ini maksudnya adalah orang yang sedang berada dalam lembah keputusasaan, kegelisahan, kesuraman, dan sebagainya) mempunyai kecenderungan untuk menahan pergelangan kaki orang lain yang ada di sekitarnya supaya mereka menjadi tertahan ketika sedang berusaha merayap naik.
Saya rasa mereka bukan dengan sengaja melakukannya tapi lebih karena refleks, karena manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang memerlukan kehadiran orang lain, bukan begitu? Maka dalam kondisi sedang bersusah hati dan bermuram durja, tentu lebih enak mempunyai teman yang senasib sepenanggungan daripada harus terpuruk seorang diri.
Di sinilah perlunya kita untuk mempunyai filter yang baik yang bisa menyaring dan menahan masuk komentar-komentar negatif yang sifatnya merusak dan akan menahan kaki kita yang sedang bersiap untuk lepas landas.
Waahh.. Ternyata banyak ya yang bisa kita pelajari dari si pohon meranggas. Senang sekali rasanya apabila kita bisa memetik pelajaran dari alam karena alam adalah guru yang bagus untuk kita menimba ilmu.
Dan pohon, bila besok dikau dalam kondisi meranggas lagi, saya akan selalu menantikan munculnya kembali tunas-tunas daun mudamu itu karena saya yakin kamu akan selalu ada di sana sebagai pengingat bagi saya dan orang lain yang melihatmu.
~.*.~
Hebatnya lagi dari si pohon meranggas ini adalahh.. hanya dibutuhkan 2 hari baginya dalam kondisi seperti gambar di atas, sama sekali tidak berdaun untuk kemudian tunas2 daun muda mulai tumbuh dan akhirnya kurang dari seminggu pohon ini pun sudah dipenuhi daun2 muda yang tumbuh sehat!
Yaikss.. selalu malu sama diri sendiri setiap melihat si pohon meranggas ini karena rasanya ketika gua down.. suka susah bangets untuk up lagi, hahahaha.. padahal berkali2 si pohon meranggas untuk menitipkan pesan agar tidak mudah menyerah ketika menghadapi tantangan, ketika keadaan sepertinya sedang tidak berpihak pada kita, karena things do get better.. walau dalam proses menuju ke arah yang lebih baiknya itu seringkali kita harus melalui proses yang tidak mengenakkan :)
Ahh, pohon.. again and again, you have taught me some important lessons of life! Semoga keberadaan dirimu itu masih lama ya karena for sure di masa mendatang akan ada masa di mana gua kembali butuh diingatkan akan pesan kehidupan yang ada pada dirimu :D
Selamat menikmati kehadiran daun2 baru, Pohon! Jangan bersedih jika suatu saat nanti mereka pun akan meninggalkan dirimu satu demi satu.. karena Tuhan akan selalu menyediakan gantinya, bukan begitu? ;)
Sabtu 16/3 (8:15 pm)
-Indah-