http://www.kansasbob.com/
Topic starter : Kamis, 18 November 2010 (11:33 am)
Forward message kali ini juga dari sisipan warta rayon 1F yang gua yakin juga berasal dari forward-an yang gampang dicari via internet, huahahaha..
Bacaa yuukk..
~.*.~
"Berani Lepaskan"
Sisipan Warta Rayon 1F
Edisi 14 November 2010
Suatu hari seorang bapak tua hendak menumpang bus. Pada saat ia menginjakkan kakinya ke tangga, salah satu sepatunya terlepas dan jatuh ke jalan. Lalu pintu tertutup dan bus mulai bergerak, sehingga ia tidak bisa memungut sepatu yang terlepas tadi. Lalu si bapak tua itu dengan tenang melepas sepatunya yang sebelah dan melemparkannya keluar jendela.
Seorang pemuda yang duduk dalam bus melihat kejadian itu, dan bertanya kepada si bapak tua, "Aku memperhatikan apa yang Anda lakukan, Pak. Mengapa Anda melemparkan sepatu Anda yang sebelah juga?"
Si bapak tua menjawab, "Supaya siapapun yang menemukan sepatuku bisa memanfaatkannya."
Si bapak tua dalam cerita di atas memahami filosofi dasar dalam hidup jangan mempertahankan sesuatu hanya karena kamu ingin memilikinya atau karena kamu tidak ingin orang lain memilikinya.
Kita kehilangan banyak hal di sepanjang masa hidup. Kehilangan tersebut pada awalnya tampak seperti tidak adil dan merisaukan, tapi itu terjadi supaya ada perubahan positif yang terjadi dalam hidup kita.
Kalimat di atas tidak dapat diartikan kita hanya boleh kehilangan hal2 yang jelek saja. Kadang, kita juga kehilanganhal baik. Ini semua dapat diartikan supaya kita bisa menjadi dewasa secara emosional dan spiritual, pertukaran antara kehilangan sesuatu dan mendapatkan sesuatu haruslah terjadi.
Seperti si bapak tua dalam cerita, kita harus belajar melepaskan sesuatu. Tuhan sudah menentukan bahwa memang itulah saatnya si bapak kehilangan sepatunya. Mungkin saja peristiwa itu terjadi supaya si bapak nantinya bisa mendapatkan sepatu yang lebih baik.
Satu sepatu hilang. Dan sepatu yang tinggal sebelah tidak akan banyak bernilai bagi si bapak. Tapi dengan melemparkannya ke luar jendela, sepatu itu akan menjadi hadiah yang berharga bagi gelandangan yang membutuhkan.
Berkeras mempertahankannya tidak membuat kita atau dunia menjadi lebih baik. Kita semua harus memutuskan kapan suatu hal atau seseorang masuk dalam hidup kita, atau kapan saatnya kita lebih baik bersama yang lain. Pada saatnya, kita harus mengumpulkan keberanian untuk melepasnya.
~.*.~
Hmm.. kenapa message of the week-nya adalah tentang letting go? Ahahahaa.. tauu ajaa kalo gua itu tipe yang susah melepaskan, huhuhu.. jangankan melepaskan hal2 yang 'baik', wong ama yang kurang baik aja masih suka susaaaah melepaskannya, ahahahaha..
Tapi perumpamaan yang sebelah sepatu itu bagus dhe ;)
Terkadang emang kita harus belajar melepaskan karena hanya dengan melepaskan apa yang ada dalam genggaman tangan maka tangan kita itu akan kembali terbuka untuk menanti datangnya hal baru berikutnya yang bisa ditampung oleh tangan kita, ya khan?
Still, masih amat sangat perlu belajar banyaaak bangets dalam hal ini, ahahahaha :p
Topic ended : Kamis, 18 November 2010 (12:03 pm)
-Indah-
Forward message kali ini juga dari sisipan warta rayon 1F yang gua yakin juga berasal dari forward-an yang gampang dicari via internet, huahahaha..
Bacaa yuukk..
~.*.~
"Berani Lepaskan"
Sisipan Warta Rayon 1F
Edisi 14 November 2010
Suatu hari seorang bapak tua hendak menumpang bus. Pada saat ia menginjakkan kakinya ke tangga, salah satu sepatunya terlepas dan jatuh ke jalan. Lalu pintu tertutup dan bus mulai bergerak, sehingga ia tidak bisa memungut sepatu yang terlepas tadi. Lalu si bapak tua itu dengan tenang melepas sepatunya yang sebelah dan melemparkannya keluar jendela.
Seorang pemuda yang duduk dalam bus melihat kejadian itu, dan bertanya kepada si bapak tua, "Aku memperhatikan apa yang Anda lakukan, Pak. Mengapa Anda melemparkan sepatu Anda yang sebelah juga?"
Si bapak tua menjawab, "Supaya siapapun yang menemukan sepatuku bisa memanfaatkannya."
Si bapak tua dalam cerita di atas memahami filosofi dasar dalam hidup jangan mempertahankan sesuatu hanya karena kamu ingin memilikinya atau karena kamu tidak ingin orang lain memilikinya.
Kita kehilangan banyak hal di sepanjang masa hidup. Kehilangan tersebut pada awalnya tampak seperti tidak adil dan merisaukan, tapi itu terjadi supaya ada perubahan positif yang terjadi dalam hidup kita.
Kalimat di atas tidak dapat diartikan kita hanya boleh kehilangan hal2 yang jelek saja. Kadang, kita juga kehilanganhal baik. Ini semua dapat diartikan supaya kita bisa menjadi dewasa secara emosional dan spiritual, pertukaran antara kehilangan sesuatu dan mendapatkan sesuatu haruslah terjadi.
Seperti si bapak tua dalam cerita, kita harus belajar melepaskan sesuatu. Tuhan sudah menentukan bahwa memang itulah saatnya si bapak kehilangan sepatunya. Mungkin saja peristiwa itu terjadi supaya si bapak nantinya bisa mendapatkan sepatu yang lebih baik.
Satu sepatu hilang. Dan sepatu yang tinggal sebelah tidak akan banyak bernilai bagi si bapak. Tapi dengan melemparkannya ke luar jendela, sepatu itu akan menjadi hadiah yang berharga bagi gelandangan yang membutuhkan.
Berkeras mempertahankannya tidak membuat kita atau dunia menjadi lebih baik. Kita semua harus memutuskan kapan suatu hal atau seseorang masuk dalam hidup kita, atau kapan saatnya kita lebih baik bersama yang lain. Pada saatnya, kita harus mengumpulkan keberanian untuk melepasnya.
~.*.~
Hmm.. kenapa message of the week-nya adalah tentang letting go? Ahahahaa.. tauu ajaa kalo gua itu tipe yang susah melepaskan, huhuhu.. jangankan melepaskan hal2 yang 'baik', wong ama yang kurang baik aja masih suka susaaaah melepaskannya, ahahahaha..
Tapi perumpamaan yang sebelah sepatu itu bagus dhe ;)
Terkadang emang kita harus belajar melepaskan karena hanya dengan melepaskan apa yang ada dalam genggaman tangan maka tangan kita itu akan kembali terbuka untuk menanti datangnya hal baru berikutnya yang bisa ditampung oleh tangan kita, ya khan?
Still, masih amat sangat perlu belajar banyaaak bangets dalam hal ini, ahahahaha :p
Topic ended : Kamis, 18 November 2010 (12:03 pm)
-Indah-
1 raindrops:
Nah, masalahnya, jika sepatunya tidak hilang, sepatunya in good condition, tapi si pak tua itu mempunyai perasaan kalo dia gak cocok pake sepatu ini, while this is the only shoe he has.
what to do?
tunggu ampe tuch sepatu rusak kah? or gimana yach?
when is the right time to letting go? who will let him know?
Post a Comment
thank you for coming and reading.. would love to hear your thoughts on the related post ;)