Gambar diambil dari :
http://centerforglobalsilence.org/cfgs/images/stories/togetherness_cropped.jpg
Topic starter : Sabtu, 9 Januari 2010 (11:50 pm)
Pernah ngga bertanya2 ke mana perginya semua kebersamaan yang selama ini terjalin dengan sedemikian manisnya?
Mengapakah begitu mudahnya melupakan semua kenangan indah yang terjalin dengan bantuan sang waktu?
Rasa.
Sesuatu yang ngga terlalu bisa dipegang untuk waktu yang lama.
Gua jadi bertanya2 ketika "rasa", yang terlalu menggebu2 sekalipun suatu saat dapat lenyap dan hilang tanpa meninggalkan jejak, kalo udah tau githuu.. apa yang harus dilakukan ketika rasa yang sedemikian hebatnya itu datang menggoda?
Kenapa "rasa" segitu mudahnya berubah menjadi suatu hal yang bertolak belakang?
Cinta menjadi benci.
-paused : 10 Januari 2010 (12:02 am)-
Topic continues : Minggu, 10 Januari 2010 (1:11 pm)
Menyebalkaaaaaann..
Kenapa ide2 pada datang pas gua lagi mandii?
Gimana cara gua nginget semuanya itu sekelarnya gua mandii?! Huhuhu.. masa gua musti keluar dulu dari kamar mandi buat nyatet2 poinnya lalu ngelanjutin mandii?
Huahahahaha :p
Anywayy..
Otree laahh.. berhubung yang lain udah menghilang, mendingan gua buru2 menggenggam yang masih tersisa sebelon ikutan lenyap.
Akhirnyaa gua menyadari (belakangan ini kok gua telat mulu yaa baru nyadar, huahahaha :p) sambil mandi tadi bahwaaaa..
Choose to be happy itu JELAS BEDA dengan being happy itself!!
And kalo gua harus milih, JELAS gua pilih being happy!
Whyy?
If you choose to be happy, dalam bahasa yang lebih sederhana namun menyakitkan itu artinyaa.. elo ngga bahagiaa!! Huahahaha :p
Yupp yupp..
I know how many times we have to choose things.
And why is it bother us so much if we are unhappy?
Oh ya jelas yaa.. mustinya emang ngerasa "terganggu", ahahaha.. karena itu berarti things aren't on the right trail of happiness, ahahaha..
Cuman belakangan lagi2 gua baru menyadari bahwa yang namanya "rasa" atau "feeling" itu seringkali come and go as it pleased.
And emang mustinya seperti itu.
Feelings itu seharusnya ya adalah sesuatu yang "alami", you shouldn't fake it, make it and manipulate it.
Ngga ada salahnya membiarkan diri merasakan berbagai macam hal, karena itu akan bikin perasaan kita makin peka.
Either good feelings or the bad ones, ngga ada salahnya untuk merasakan semuanya, asalkaaann.. masih dalam porsi yang tepat tanpa bikin kita tenggelam, huahahaa..
Kenapa?
Karena we need to learn more about ourselves, the good side and the bad one, karena it's all in us.
Dengan ngga mengijinkan diri kita untuk "merasakan", in a way itu kita udah self-denial.
Karena apa?
Yaa.. karena rasa itu sebenernya udah ada.
And gua baca2, kok antara postingan awal ama tengah itu kaga nyambung yaa, wakakakakak..
Bentar dhe gua baca2 lagee awalannya.
Aahh yaa.. gua tau, gua mo membicarakan soal waktu.
Like it or not, waktu memang ada penguji terbaik untuk suatu hubungan.
And segala sesuatu yang instan and berlebihan emang ngga pernah baik.
Sesuatu yang berjalan terlalu cepat emang ngga bagus juga yaa..
Hmm..
Lagi mikir2, kayanya belakangan ini gua banyak ngeliat hal2 yang semacam ini.
Apa yang perlu gua pelajari itu adalah : just enjoy the moment?
Ngga usah terlalu musingin apa ini bakal last long atau only for a short while.
Kalo emang lagi happy ya udah nikmati ajalah perasaan happy itu.
Tanpa perlu menggenggamnya terlalu erat hingga menyesakkan.
And ngga perlu juga nyuekinnya karena takut akan rasa sakit ketika kehilangan.
Karena apa?
There are some things that beyond our control.
Seberapapun kerasnya usaha kita dalam menjaga sesuatu, akan selalu ada hal2 yang akan terlepas dari kita.
Soo..
Nikmati ajalah, Indah, selagi bisa.
And once it's gone.
No need to mourn, just be grateful that at least for once, you can experience that ;)
Soo.. begitulah pelajaran untuk Minggu ini, huahahaha..
Sekarang it's time to late lunch :q
Ciaaaooo..
Topic ended : 10 Januari 2010 (2:26 pm)
-Indah-
the soul traveller
Pernah ngga bertanya2 ke mana perginya semua kebersamaan yang selama ini terjalin dengan sedemikian manisnya?
Mengapakah begitu mudahnya melupakan semua kenangan indah yang terjalin dengan bantuan sang waktu?
Rasa.
Sesuatu yang ngga terlalu bisa dipegang untuk waktu yang lama.
Gua jadi bertanya2 ketika "rasa", yang terlalu menggebu2 sekalipun suatu saat dapat lenyap dan hilang tanpa meninggalkan jejak, kalo udah tau githuu.. apa yang harus dilakukan ketika rasa yang sedemikian hebatnya itu datang menggoda?
Kenapa "rasa" segitu mudahnya berubah menjadi suatu hal yang bertolak belakang?
Cinta menjadi benci.
-paused : 10 Januari 2010 (12:02 am)-
Topic continues : Minggu, 10 Januari 2010 (1:11 pm)
Menyebalkaaaaaann..
Kenapa ide2 pada datang pas gua lagi mandii?
Gimana cara gua nginget semuanya itu sekelarnya gua mandii?! Huhuhu.. masa gua musti keluar dulu dari kamar mandi buat nyatet2 poinnya lalu ngelanjutin mandii?
Huahahahaha :p
Anywayy..
Otree laahh.. berhubung yang lain udah menghilang, mendingan gua buru2 menggenggam yang masih tersisa sebelon ikutan lenyap.
Akhirnyaa gua menyadari (belakangan ini kok gua telat mulu yaa baru nyadar, huahahaha :p) sambil mandi tadi bahwaaaa..
Choose to be happy itu JELAS BEDA dengan being happy itself!!
And kalo gua harus milih, JELAS gua pilih being happy!
Whyy?
If you choose to be happy, dalam bahasa yang lebih sederhana namun menyakitkan itu artinyaa.. elo ngga bahagiaa!! Huahahaha :p
Yupp yupp..
I know how many times we have to choose things.
And why is it bother us so much if we are unhappy?
Oh ya jelas yaa.. mustinya emang ngerasa "terganggu", ahahaha.. karena itu berarti things aren't on the right trail of happiness, ahahaha..
Cuman belakangan lagi2 gua baru menyadari bahwa yang namanya "rasa" atau "feeling" itu seringkali come and go as it pleased.
And emang mustinya seperti itu.
Feelings itu seharusnya ya adalah sesuatu yang "alami", you shouldn't fake it, make it and manipulate it.
Ngga ada salahnya membiarkan diri merasakan berbagai macam hal, karena itu akan bikin perasaan kita makin peka.
Either good feelings or the bad ones, ngga ada salahnya untuk merasakan semuanya, asalkaaann.. masih dalam porsi yang tepat tanpa bikin kita tenggelam, huahahaa..
Kenapa?
Karena we need to learn more about ourselves, the good side and the bad one, karena it's all in us.
Dengan ngga mengijinkan diri kita untuk "merasakan", in a way itu kita udah self-denial.
Karena apa?
Yaa.. karena rasa itu sebenernya udah ada.
And gua baca2, kok antara postingan awal ama tengah itu kaga nyambung yaa, wakakakakak..
Bentar dhe gua baca2 lagee awalannya.
Aahh yaa.. gua tau, gua mo membicarakan soal waktu.
Like it or not, waktu memang ada penguji terbaik untuk suatu hubungan.
And segala sesuatu yang instan and berlebihan emang ngga pernah baik.
Sesuatu yang berjalan terlalu cepat emang ngga bagus juga yaa..
Hmm..
Lagi mikir2, kayanya belakangan ini gua banyak ngeliat hal2 yang semacam ini.
Apa yang perlu gua pelajari itu adalah : just enjoy the moment?
Ngga usah terlalu musingin apa ini bakal last long atau only for a short while.
Kalo emang lagi happy ya udah nikmati ajalah perasaan happy itu.
Tanpa perlu menggenggamnya terlalu erat hingga menyesakkan.
And ngga perlu juga nyuekinnya karena takut akan rasa sakit ketika kehilangan.
Karena apa?
There are some things that beyond our control.
Seberapapun kerasnya usaha kita dalam menjaga sesuatu, akan selalu ada hal2 yang akan terlepas dari kita.
Soo..
Nikmati ajalah, Indah, selagi bisa.
And once it's gone.
No need to mourn, just be grateful that at least for once, you can experience that ;)
Soo.. begitulah pelajaran untuk Minggu ini, huahahaha..
Sekarang it's time to late lunch :q
Ciaaaooo..
Topic ended : 10 Januari 2010 (2:26 pm)
-Indah-
the soul traveller
3 raindrops:
Kalau begitu, menulis di kamar mandi saja, Indaaah.
Ekaa.. ahahaha.. kalo sengaja ngedekem di kamar mandi buat nulis.. kaga ada yang bisa ditulis, wakakakakak :p
*nasibb*
Huaaaa.... setuju bangeeeettt!!! Saya malahan baru mau nulis ttg hal ini lagi, wakakakaaa... suka aja ngebahasnya gitu. Tentu saja kita selalu dibilang bahwa kebahagiaan itu adalah pilihan, kita bisa menciptakan kebahagiaan sendiri, bla-bla-bla, yea right, ga salah, tapi ga 100% benar, sebab kemampuan manusia itu juga ada batasnya, ada saat dimana mau dipaksa untuk happy pun ga bisa, mau memilih untuk happy pun ga sanggup gitu. Dan you just have to deal with that.
Itu yang namanya pergumulan. Dan merasakan dengan jujur apa yang dirasakan justru membantu kita untuk menemukan akar permasalahannya. Kenapa Yesus sampai berkeringat darah, padahal Dia sudah tahu apa yang memang harus dihadapinya, Dia bisa memilih untuk stay happy, dan don't worry be happy, tapi enggak kan? Dia merasakan semua emosi yg memang harus dirasakan, itu baru namanya manusia yang berani berhadapan dengan situasi yang tergelap sekalipun, dan menang, justru karena dia lebih dahulu menyelesaikan emosi2 negatif, pergumulan2 yg dirasakannya. Siapa bilang itu semua enteng?
Yg enteng itu justru yg selalu bilang: don't worry be happy. Pdhl seringkali it was a very fake happiness. I don't want that. Saya ingin sepenuhnya merasakan segala sesuatu, walaupun pedih dan perih, sebab ketika bahagia pun saya bisa juga merasakan hal itu sepenuhnya.
Post a Comment
thank you for coming and reading.. would love to hear your thoughts on the related post ;)