Gambar diambil dari :
http://www.nongpangbook.com/shop/n/nongpangbook/img-lib/spd_20081124152714_b.jpg
Topic starter : Sabtu, 20 Februari 2010 (8:36 am)
Akhirnyaa.. kemaren selesai juga baca ulang "Momo", huehehehe.. ini bukan pengulangan yang pertama and setiap kali selesai membacanya, gua selalu berkesimpulan : nih buku bagus!!
Momo..
Mungkin judulnya bagus juga kalo ditambahin menjadi "Momo : Sebuah Kisah Tentang Waktu", ahahahaha..
Menariknya adalah.. Momo yang dikarang oleh Michael Ende ini pertama kali diterbitkan tahun 1973 yang artinya tahun ini Momo mengarungi tahun ke-37nya di dunia ini and guess what.. ceritanya masih tetap menarik and somewhat I still can relate with the story!
Hebat yaa!
Gua coba menggali2 kenapa cerita ini masih kerasa "feel"-nya walau kondisi di mana cerita ini pertama digulirkan tentunya beda donks ama jaman sekarang di tahun 2010, lha tapi kok tetap aja kerasa ada benang merahnya.
Really, buat yang belon pernah baca "Momo", kalian harus segera mencari buku yang satu ini and membacanya karena walau bisa dikategorikan sebagai cerita anak tapi "pesan" yang terkandung di dalam ceritanya itu baguss bangets!
Gua akan kasih beberapa cuplikan dari bukunya yang berkesan buat gua, and berikut ini adalah cerita yang ada di backcover-nya, dari buku terbitan Gramedia bulan Juli 2004.
~.*.~
Kisah Momo berlangsung di negeri khayalan yang tidak terikat waktu dan tempat, di masa kini yang abadi. Namun ceritanya bukan mengenai pangeran, penyihir dan peri. Kisah Momo diangkat dari kehidupan kita sehari2. Dunianya adalah sebuah kota besar modern di selatan Eropa.
Gerombolan "tuan kelabu" yang menakutkan sedang beraksi. Mereka mendesak semua orang untuk semakin banyak menghemat waktu. Namun sebenarnya mereka mencuri waktu yang telah dihemat itu. Padahal waktu adalah kehidupan, dan kehidupan berpusat di dalam hati. Semakin giat orang2 menghemat waktu, semakin hambar dan dingin kehidupan mereka, dan semakin asing pula mereka satu sama lain.
Anak2lah yang paling merasakan pudarnya kasih sayang dan hilangnya kebersamaan. Namun protes mereka tidak dihiraukan. Ketika keadaan bertambah genting dan dunia seakan sudah berada dalam cengkraman para "tuan kelabu", Empu Hora, sang pengelola waktu yang misterius, memutuskan turun tangan, Tapi ia membutuhkan bantuan anak manusia.
Momo, gadis cilik dalam kisah ini, berjuang seorang diri melawan pasukan "tuan kelabu". Hanya bersenjatakan sekuntum bunga dan ditemani seekor kura2, ia berhasil tampil sebagai pemenang. Seluruh waktu yang selama ini disekap dikembalikan kepada pemilik masing2. Dunia yang nyaris celaka dapat diselamatkan.
~.*.~
Hasil dari baca ulang nih buku, tetap aja lho gua terkesan ama prinsip Beppo Tukangsapujalanan karena apa yang dikatakannya itu mantapss bangets!
Emangnya Beppo ngomong apa toh?
=..=
(Mari kita lihat di halaman 42)
"Begini, Momo," Beppo akan berkata, "Kadang2 jalanan membentang panjang di depan kita. Dan kita pikir jalanannya panjang sekali, takkan ada yang sanggup, begitu kita pikir."
"Dan habis itu kita mulai terburu2. Semakin lama kita semakin terburu2. Dan setiap kali menoleh, kita melihat bahwa jalanan yang belum dikerjakan tetap saja panjang. Dan kita semakin kalang kabut, kita mulai ketakutan, akhirnya kita kehabisan napas dan tidak sanggup meneruskan pekerjaan. Dan jalanan tetap saja membentang. Itu cara yang keliru."
"Kita jangan pikirkan jalanan sekaligus, kau mengerti? Pikirkan langkah berikut saja, tarikan napas berikut, ayunan sapu berikut. Lalu yang berikutnya lagi. Dengan cara itu, pekerjaan kita akan menyenangkan. Itu penting, sebab kita jadi bekerja dengan baik. Dan begitulah seharusnya. Tiba2 kita sadar bahwa seluruh jalanan sudah selesai dikerjakan, selangkah demi selangkah. Kita sendiri tidak ingat bagaimana caranya, dan kita juga tidak kehabisan napas. Itu penting."
=..=
Nah naahh.. dengan "ajaran" seperti ituu.. gimana gua kaga jatuh cinta ama kisah Momo?
And buat yang bingung kenapa juga menyinggung ayunan sapu segala, lhaa? Si Beppo khan lagi menceritakan "prinsip"-nya dalam menyapu jalanan, ahahahaa.. tuh dari nama panjangnya khan ketahuan kalo Beppo bekerja sebagai tukang sapu jalanan.
Ada satu lagi penjabaran di nih buku yang menggelitik gua untuk mencatatnya di sini.
=..=
(Diambil dari halaman 88)
Belakangan ini anak2 yang datang semakin sering membawa berbagai mainan yang tidak bisa dipakai bermain, misalnya tank yang bisa dijalankan dengan kendali jarak jauh, tapi tidak bisa digunakan untuk apapun selain itu. Atau roket2an yang bisa terbang berputar sambil diikat pada sebuah tongkat, tapi tidak mempunyai kegunaan lainnya. Atau robot kecil dengan mata menyala yang bisa melangkah sambil memutar2 kepala, tapi tidak bisa melakukan apa2 selain itu.
Mainan2 mahal seperti itu tentu saja tidak pernah dimiliki oleh teman2 Momo - apalagi Momo sendiri. Semuanya begitu sempurna sampai ke hal yang sekecil2nya sampai2 tak ada lagi yang perlu dibayangkan sendiri. Anaka2 memang memperhatikan semua mainan yang berputar, berjalan, atau berdesir itu sampai berjam2 lamanya - dengan setengah terpukau, setengah bosan - tapi tanpa memperoleh ide baru. Dan akhirnya mereka kembali ke permainan2 lama, yang hanya memerlukan beberapa kardus, atau sepotong taplak yang sudah terkoyak, atau gundukan tanah, atau segenggam kerikil. Sisanya bisa dibayangkan sendiri.
=..=
Wakakakakak.. wakakakakak..
Baca rentetan kalimat di atas itu gua pengen tertawa meringis, huehehehe..
Tidakkah kondisi di atas mengingatkan kita pada kondisi yang kita alami sekarang?
Anak2 ngga butuh banyak untuk "bermain" karena dengan benda seadanya dan bantuan daya imajinasi, hal2 sederhana bisa jadi jalinan cerita yang menyenangkan yang melambungkan khayalan mereka ke udara dan mereka menikmati betapa cerita terus bergulir tanpa skrip.
Ada satu lagi yang juga sama menggelitiknya.
Jadi Momo dianggap sebagai "ancaman" oleh para tuan kelabu, karena Momo itu punya kelebihan dalam "mendengarkan" yang mana ketika salah satu anggota tuan kelabu berusaha menarik Momo untuk ikut "menabung" dalam bank waktu milik mereka, tanpa disadari justru sang agen itu kelepasan ngomong hal yang ngga boleh diucapkannya karena keberadaan mereka harusnya luput dari perhatian orang2.
Naahh.. sang agen berusaha membujuk Momo dengan sebuah boneka, bukan boneka biasa melainkan sebuah boneka yang besarnya hampir menyamai Momo dengan penampilan seperti perempuan muda yang gaya mengenakan baju merah dengan rok pendek serta sepatu tali dengan hak tinggi.
Boneka ini hanya bisa mengucapkan 3 kalimat.
=..=
(Dari halaman 103)
"Halo, aku Bibigirl, boneka yang sempurna."
"Aku milikmu. Semua anak iri padamu karena aku."
"Aku ingin lebih banyak barang lagi."
=..=
Sang agen juga menghadiahkan Momo berbagai macam baju untuk mendandani Bibigirl, tak lupa disediakan juga berbagai macam aksesoris macam tas lengkap dengan lipstik dan tempat bedak sungguhan lalu raket tenis, tv, pistol, topi, tongkat golf, buku cek, botol parfum, busa mandi.
=..=
(Halaman 108)
"Kaulihat sendiri semuanya mudah sekali. Asal selalu ada barang baru, kau takkan pernah bosan. Tapi barangkali kaupikir Bibigirl yang sempurna ini pada suatu saat akan memiliki segala2nya dan setelah itu kau akan bosan lagi. Tenang saja, Nak, jangan kuatir! Kita masih punya teman yang cocok untuk Bibigirl. Ini Bubiboy! Untuk dia juga ada aneka macam perlengkapan. Kalau ini juga sudah mulai membosankan, kita masih punya teman perempuan Bibigirl, lengkap dengan barang2 khusus untuknya. Bubiboy sendiri juga punya sahabat.."
=..=
Ahahahaha.. ketika membaca yang di atas ituu.. tidakkah mengingatkan pada sesuatuu?
Ituu tuhh.. boneka perempuan dengan image bodi aduhaii..
Gua ngga akan nyebut merk dhe daripada ntar kena kasus, wakakakak.. but, you surely know what I mean khan? :p
Atau satu perkataan Momo yang menyentak sang tuan kelabu.
=..=
(Dari halaman 110)
"Apa ini, apa ini? Kau belum puas juga? Kalian anak2 jaman sekarang memang banyak menuntut! Coba katakan pada saya, apa yang masih kurang pada boneka yang sempurna ini."
"Sepertinya, boneka itu tidak bisa disayangi, tapi aku sayang teman2ku."
=..=
Dan lagi2 kata2nya bikin gua tercenung.
Mungkin..
Kemajuan teknologi sekarang ini secara ngga kita sadari untuk menjauhkan kita dari apa yang penting untuk kita yaa.
Dibanding berinteraksi langsung dengan mereka yang kita sayangi, kita malah sibuk menghabiskan waktu di depan perangkat elektronik ini, ya ya yaa.. seperti yang sedang gua lakukan sekarang ini, huahahahaa :p
Emang sih ada semacam "kepuasan" tersendiri berkutat di sini, tapii.. betapapun kita "mencintai" benda yang satu ini.. ada satu hal yang kita lupaa..
Dia ngga akan pernah bisa membalas perasaan kita, huehehehe..
Apa itu artinya kita sebenernya lebih senang akan one-sided love ya?
Okayy.. di satu sisi emang nih benda ngga akan menyakiti kitaa.. tapi di sisi lain, tidakkah kita juga menghilangkan kesempatan untuk dicintai balik?
Semesra2nya kata2 yang berhamburan dari layar monitor yang satu menghinggapi layar monitor lainnya, ngga akan bisa menggantikan sebuah sentuhan dan pelukan hangat.
Sebenarnya dengan segala kemajuan teknologi ini.. kita itu sedang bergerak maju apa mundur sih?
Mungkin emang bener semakin banyak barang yang kita miliki, semakin canggih pula dan seperti yang disebutkan di Momo, benda2 itu mampu membuat kita terpukauu.. tapi abis ituu.. lalu apa?
Akhirnya gua mengerti kenapa "Heidi", "Anne of Green Gables", "Railway Children" dan cerita2 Enid mampu menjadi buku "klasik" yang masih tetap banyak dibaca walau udah puluhan bahkan ratusan tahun berlalu dari sejak pertama cerita itu terbit.
Karena dalam cerita2 itu menyingkap hal2 yang menjadi dasar dari kehidupan itu sendiri.
Sering ngga sih ngerasa bahwa cerita2 yang ada sekarang ini banyak yang bagus tapi ya udah, githu ajaa.. berlalu tanpa kesan?
Atau mungkin gua aja yang kurang bisa menangkap kesannya?
Seperti buku yang sempat menggemparkan gereja and bikin Vatikan mengeluarkan pelarangan itu lho.
Gua sempet baca, menurut gua bagus ceritanya, seruu.. tapi kelar baca ya udah. Sekarang ditanya apa isi ceritanya? Gua paling cuman inget satu : kejar2an, huahahahaha :p
Sisanya tentang hal yang kontroversial itu? Gua malah sama sekali ngga inget.
Tapi gua masih inget kisah Ronya yang hidup di hutan dengan pengalamannya menjinakkan kuda liar, terus ketika ia hidup di gua bersama sahabatnya, Birk (aduh, teman, maap yaa.. ntah kenapa berkali2 baca kok gua lupa mulu nama eloo :p) atau ketika Ronya terbius nyanyian makhluk kegelapan itu.
Atau2 Anne dengan daya imajinasinya yang membuat hal2 yang "biasa" menjadi sesuatu yang lebih menarik.
Atau tentang Heidi yang dengan kepolosan dan keluguannya mampu meluluhkan hati sang kakek yang selama ini dicap warga setempat sebagai sosok yang mengerikan.
Ahh.. jadi makin kangen baca cerita2 macam ituu..
Ntar gua mo nyari "Tom Sawyer" aahh ^o^
Topic ended : 20 Februari 2010 (9:57 am)
-Indah-
the soul traveller