Gambar diambil dari :
http://www.griefmatters.org.uk/Angry_face.JPG
Topic starter : Minggu, 14 Februari 2010 (8:44 pm)
Seperti biasaa.. kadang kalo ada sesuatu yang mengganjal ituu.. enakan yuukk marii kita posting, huahahaha :p
Gua teringat akan forward message yang gua dapat dari temen gua, looonggg loooonggg time ago, walau ngga se-long time ago in Bethlehem, huehehehe..
(ehh.. tulisannya bener ngga yaa? :D)
Anywayy..
It's about a boy who easily loses his temper.
Sampai akhirnya suatu hari sang ayah memanggil anaknya itu and berkata, "Nakk.. next time kamu marah, daripada melampiaskannya ke orang lain, mending nihh.. kamu pakuin tuh palang kayu di belakang rumah kita gih!"
Sang ayah mengajak sang anak dan menunjukkan palang kayu yang dimaksudkannya sambil menyerahkan setumpuk paku dan sebuah palu.
"Jadi besok2 kalo kamu marah, kamu pergi ke palang kayu ini, ambil satu paku lalu tancapkan ke palang kayu ini, kamu ngerti?"
Sang anak mengangguk.
Beberapa waktu berlalu.
Sang anak menemui anaknya dan berkata, "Ayah, stok paku saya udah abis. Dan lagi saya lelah marah2 mulu."
Sang ayah tersenyum dan kembali mengajak anaknya ke palang kayu. Sang ayah ngga mengatakan apa2 melihat banyaknya kayu yang ditancapkan sang anak ke palang itu.
Ia hanya berkata, "Baiklah.. sekarang ayah akan memberikanmu tugas baru. Mulai besok, setiap kali kamu ingin marah, kamu harus belajar untuk menahan amarahmu. Dan setiap kali kamu berhasil menahannya, kamu cabut satu paku yang ada di sini. Kamu mengerti?"
Sang anak kembali mengangguk memahami instruksi ayahnya.
Suatu hari sang anak kembali menemui ayahnya dan berkata, "Ayah, saya telah mencabut semua paku dan rasanya saya tidak membutuhkan paku lainnya karena sekarang saya telah belajar bersabar dan keinginan untuk marah lebih gampang menguap belakangan ini."
Sang ayah tersenyum.
"Nah, anakku, mari kita ke halaman belakang."
"Kamu lihat lubang2 ini?" Sang ayah lalu menunjukkan palang kayu yang dipenuhi lubang2 kecil bekas tempat paku yang ditancapkan di palang tersebut.
Sang anak mengangguk.
"Kamu tahu.. setiap kali kamu marah dan mengucapkan kata2 kasar ke seseorang.. kamu ibarat menancapkan paku di hatinya. Dan permintaan maaf kamu ibarat mencabut paku yang kamu tancapkan tersebut. Tapi lihat, kamu tetap menyisakan luka di hatinya!"
Sang anak terdiam.
Yaa.. kurang lebih forward-annya begitulah, ahahaha.. gua lupa persisnya gimanaa, tapi yang gua inget yaa tentang paku dan kayu githu..
Anywayy..
I just want to remind you again..
Be careful with your words.
For your words might be much sharper than knives.
And the wounds they caused can cut much deeper in the heart and won't be that easily healed!
Iyaa..
Ada satu quote yang gua suka, bunyinya gini (kurang lebih :p) :
"I've learned that sometimes when I'm angry.. I have the rights to be angry but that doesn't give me the rights to be cruel.."
Apa gua terlalu sensitif kalo gua ngga bisa nerima kata2 kasar seseorang?
I've known some people in my life who are that easily melontarkan amarahnya beserta hamburan kata2 yang menyakitkan untuk kemudian keesokan harinya dengan enaknya minta kita melupakannya.
Heyy..
Andai otak gua tuh seperti program kompie yang segitu gampangnya diformat ulang, tentu ajaa.. would save me much from pains!
Tapii.. bukan githu cara kerja otak and hati gua.
Sekali elo melepaskan amarah elo, it's not your own rights anymore on how should people deal with it!
And gua perhatiin emang githu sih.
Orang yang gampang melampiaskan amarahnya itu tipe yang gampang lupa, huahahaha..
Ntah mereka beneran lupa karena ngomongnya itu asal njeblak kaga dipikir atauu pura2 lupa?
Ntahlahh..
Ironis emang.
Sementara mereka yang tipe cenderung mendam itu biasanya susah mengeluarkan amarah mereka dan biasanya omongan orang itu lebih tersimpan di memory-nya.
Kadang gua pikir otak kita itu sering mengkhianati kita, karena senang sekali mengulang2 hal yang menyakitkan kita, yang seharusnya kita lupakan, hiks hiks huaa..
Heyy.. buat para kalian2 penggumbar rasa marah!
Percayalah.. percayalahh.. para tipe pemendam itu bukannya ngga punya cukup kosakata untuk membalas perkataan menyakitkan yang kalian lontarkan!
Tapii.. we know that words can cut deep!
Makanya kami lebih menjaga lidah untuk ngga menyakiti hati kalian karena kami mengerti betapa sakitnya luka yang ditimbulkan oleh kata2 kasar yang kalian lontarkan.
Kami ngga ingin menyebabkan luka yang sama di hati kalian!
That is whyy gua rasa gua ngga bisa berteman dekat dengan orang yang suka meledak2 macam gunung berapi, yang kesenggol dikits lagi meledak amarahnya.
Huaa.. cape ati dhe sama orang yang kaya gini mah.
Gua hanya punya satu hati so gua harus belajar untuk melindunginya, karena kalo bukan gua, siapa lagee yang akan melakukannyaa? :p
Suree.. ada hal2 yang ngga terhindarkan and akan tetap dapat menghadirkan rasa sakit ituu.. tapii.. I should do my part juga untuk menjauhkan diri dari orang yang jelas2 hanya akan menyebabkan sakit hati.
Gua ngga segitunya mencandu akan rasa sakit dhe aww..
Emangnya siapa eloo sampe gua harus merelakan diri gua menjadi sasaran amarah elo all the time?
Please dhe aww..
Hidup ini harusnya dinikmatii and diisi dengan kedamaian and bukan dengan luapan amarah.
Huaahh.. as always.. kenapa melenceng yaa?
Ahahaha.. gua ampe lupa awalnya gua nulis nih postingan mo ngomongin apaan yaa selain soal forward messages ituu? :p
Topic ended : 14 Februari 2010 (10:08 pm)
-Indah-
the soul traveller
Seperti biasaa.. kadang kalo ada sesuatu yang mengganjal ituu.. enakan yuukk marii kita posting, huahahaha :p
Gua teringat akan forward message yang gua dapat dari temen gua, looonggg loooonggg time ago, walau ngga se-long time ago in Bethlehem, huehehehe..
(ehh.. tulisannya bener ngga yaa? :D)
Anywayy..
It's about a boy who easily loses his temper.
Sampai akhirnya suatu hari sang ayah memanggil anaknya itu and berkata, "Nakk.. next time kamu marah, daripada melampiaskannya ke orang lain, mending nihh.. kamu pakuin tuh palang kayu di belakang rumah kita gih!"
Sang ayah mengajak sang anak dan menunjukkan palang kayu yang dimaksudkannya sambil menyerahkan setumpuk paku dan sebuah palu.
"Jadi besok2 kalo kamu marah, kamu pergi ke palang kayu ini, ambil satu paku lalu tancapkan ke palang kayu ini, kamu ngerti?"
Sang anak mengangguk.
Beberapa waktu berlalu.
Sang anak menemui anaknya dan berkata, "Ayah, stok paku saya udah abis. Dan lagi saya lelah marah2 mulu."
Sang ayah tersenyum dan kembali mengajak anaknya ke palang kayu. Sang ayah ngga mengatakan apa2 melihat banyaknya kayu yang ditancapkan sang anak ke palang itu.
Ia hanya berkata, "Baiklah.. sekarang ayah akan memberikanmu tugas baru. Mulai besok, setiap kali kamu ingin marah, kamu harus belajar untuk menahan amarahmu. Dan setiap kali kamu berhasil menahannya, kamu cabut satu paku yang ada di sini. Kamu mengerti?"
Sang anak kembali mengangguk memahami instruksi ayahnya.
Suatu hari sang anak kembali menemui ayahnya dan berkata, "Ayah, saya telah mencabut semua paku dan rasanya saya tidak membutuhkan paku lainnya karena sekarang saya telah belajar bersabar dan keinginan untuk marah lebih gampang menguap belakangan ini."
Sang ayah tersenyum.
"Nah, anakku, mari kita ke halaman belakang."
"Kamu lihat lubang2 ini?" Sang ayah lalu menunjukkan palang kayu yang dipenuhi lubang2 kecil bekas tempat paku yang ditancapkan di palang tersebut.
Sang anak mengangguk.
"Kamu tahu.. setiap kali kamu marah dan mengucapkan kata2 kasar ke seseorang.. kamu ibarat menancapkan paku di hatinya. Dan permintaan maaf kamu ibarat mencabut paku yang kamu tancapkan tersebut. Tapi lihat, kamu tetap menyisakan luka di hatinya!"
Sang anak terdiam.
Yaa.. kurang lebih forward-annya begitulah, ahahaha.. gua lupa persisnya gimanaa, tapi yang gua inget yaa tentang paku dan kayu githu..
Anywayy..
I just want to remind you again..
Be careful with your words.
For your words might be much sharper than knives.
And the wounds they caused can cut much deeper in the heart and won't be that easily healed!
Iyaa..
Ada satu quote yang gua suka, bunyinya gini (kurang lebih :p) :
"I've learned that sometimes when I'm angry.. I have the rights to be angry but that doesn't give me the rights to be cruel.."
Apa gua terlalu sensitif kalo gua ngga bisa nerima kata2 kasar seseorang?
I've known some people in my life who are that easily melontarkan amarahnya beserta hamburan kata2 yang menyakitkan untuk kemudian keesokan harinya dengan enaknya minta kita melupakannya.
Heyy..
Andai otak gua tuh seperti program kompie yang segitu gampangnya diformat ulang, tentu ajaa.. would save me much from pains!
Tapii.. bukan githu cara kerja otak and hati gua.
Sekali elo melepaskan amarah elo, it's not your own rights anymore on how should people deal with it!
And gua perhatiin emang githu sih.
Orang yang gampang melampiaskan amarahnya itu tipe yang gampang lupa, huahahaha..
Ntah mereka beneran lupa karena ngomongnya itu asal njeblak kaga dipikir atauu pura2 lupa?
Ntahlahh..
Ironis emang.
Sementara mereka yang tipe cenderung mendam itu biasanya susah mengeluarkan amarah mereka dan biasanya omongan orang itu lebih tersimpan di memory-nya.
Kadang gua pikir otak kita itu sering mengkhianati kita, karena senang sekali mengulang2 hal yang menyakitkan kita, yang seharusnya kita lupakan, hiks hiks huaa..
Heyy.. buat para kalian2 penggumbar rasa marah!
Percayalah.. percayalahh.. para tipe pemendam itu bukannya ngga punya cukup kosakata untuk membalas perkataan menyakitkan yang kalian lontarkan!
Tapii.. we know that words can cut deep!
Makanya kami lebih menjaga lidah untuk ngga menyakiti hati kalian karena kami mengerti betapa sakitnya luka yang ditimbulkan oleh kata2 kasar yang kalian lontarkan.
Kami ngga ingin menyebabkan luka yang sama di hati kalian!
That is whyy gua rasa gua ngga bisa berteman dekat dengan orang yang suka meledak2 macam gunung berapi, yang kesenggol dikits lagi meledak amarahnya.
Huaa.. cape ati dhe sama orang yang kaya gini mah.
Gua hanya punya satu hati so gua harus belajar untuk melindunginya, karena kalo bukan gua, siapa lagee yang akan melakukannyaa? :p
Suree.. ada hal2 yang ngga terhindarkan and akan tetap dapat menghadirkan rasa sakit ituu.. tapii.. I should do my part juga untuk menjauhkan diri dari orang yang jelas2 hanya akan menyebabkan sakit hati.
Gua ngga segitunya mencandu akan rasa sakit dhe aww..
Emangnya siapa eloo sampe gua harus merelakan diri gua menjadi sasaran amarah elo all the time?
Please dhe aww..
Hidup ini harusnya dinikmatii and diisi dengan kedamaian and bukan dengan luapan amarah.
Huaahh.. as always.. kenapa melenceng yaa?
Ahahaha.. gua ampe lupa awalnya gua nulis nih postingan mo ngomongin apaan yaa selain soal forward messages ituu? :p
Topic ended : 14 Februari 2010 (10:08 pm)
-Indah-
the soul traveller
3 raindrops:
Salam kenal.
Hmm, saya juga lagi senang marah2. Kl sudah ada energi negatif begitu, biasanya saya sendiri milih buat menjauh dari orang daripada mendadak emosi dan keluar deh kata2 tajam bagai paku itu.
wah...ini saya juga tipe yang mendam itu..kadang susahnya kalo mesti deal sama orang2 yang sangat dekat dihati (sebenarnya).
ya itu, maaf itu wajib hukumnya. tapi lupa? hm.
selama memory masih ada, kayanya gak deh. aku kadang bingung sama orang, yang dengan gampang minta maaf setelah segala sesuatunya kelepasan..
disisi lain, apa saya nya yang susah minta maaf dan sebaliknya? (gak bagus juga)
tapi sungguh, sifat itu mungkin ada karna selalu mencoba (berusaha) untuk jaga perasaan dan juga kata2.
judul dan isinya masih nyambung koq bu..."jangan ninggalin bekas", iya kan...:D
Ukee.. haii, salam kenal juga :) Hehehe, setujuu.. kadang menjauh itu adalah pilihan terbaik :D
~.*.~
Keii.. bentar2, kalimat yang ini menarik..
aku kadang bingung sama orang, yang dengan gampang minta maaf setelah segala sesuatunya kelepasan..
Huaa.. itu bener bangetss.. dengan gampangnya pula mereka meminta kita melupakan apa yang dikatakannya, ugghh.. enak amat di dia yaa!
Ohh.. masih nyambung yaa? Baguslahh ^o^
Post a Comment
thank you for coming and reading.. would love to hear your thoughts on the related post ;)